Bisnis.com, JAKARTA - Restrukturisasi utang emiten milik Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), menghasilkan konversi menjadi saham Rp926,16 per lembar.
Berdasarkan dokumen resmi Tim Pengurus PT Bumi Resources Tbk., yang diterima Bisnis.com akhir pekan lalu, menyebutkan bahwa jumlah kreditur yang mengajukan tagihan sebanyak 207 pihak dengan nilai Rp135,78 triliun.
Kreditur kongkruen sebanyak 146 pihak dengan nilai Rp82,92 triliun. Sedangkan, kreditur separatis sebanyak 61 pihak dengan nilai Rp52,85 triliun.
"Isi rencana perdamaian antara lain adanya debt to equity conversion yaitu sebagian utang kreditur perseroan diusulkan untuk menjadi saham dalam perseroan dengan harga Rp926,16 per lembar," tulis dokumen resmi tersebut.
Emiten bersandi saham BUMI tersebut juga telah sepakat untuk melakukan rencana rights issue terkait hal tersebut paling lambat 30 Juni 2017.
Berdasarkan hasil rapat kreditur, yang terdiri dari China Investment Corporation Limited (CIC), Trustee Bondholder, dan Trustee Noteholder, bersama tim pengurus, sebanyak 80% kreditur telah setuju.
Voting atas rencana perdamaian tersebut akan diadakan pada 9 November 2016 pada pukul 10.00 WIB di Pengadilan Niaga, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Direktur & Corporate Secretary BUMI Dileep Srivastava menuturkan perseroan terus mengikuti Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Batas waktu PKPU diperpanjang menjadi 9-10 November dari 27 Oktober 2016.
"Sejauh ini tidak ada penambahan atau perubahan dari proposal sebelumnya," katanya kepada Bisnis.com, belum lama ini.
Sementara itu, anak usaha BUMI, PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) melaporkan kepemilikan saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) melalui PT Multi Daerah Bersaing (MDB) telah resmi dijual senilai US$400 juta.
Divestasi 24% saham Newmont kepada PT Amman Mineral Internasional.Sebagai bagian dari kondisi perjanjian tersebut, BRMS akan mengurangi total fasilitas pinjaman baik di anak perusahaan maupun di BRMS. Akibatnya, likuiditas perseroan ditargetkan dapat meningkat.
Chief Executive Officers BRMS Suseno Kramadibrata mengatakan kelanjutan perjanjian divestasi saham NNT akan digunakan untuk membayar sebagian besar fasilitas pinjaman. Oleh karena itu, dia mengharapkan utang konsolidasi perseroan terhadap ekuitas menunjukkan peningkatan yang signifikan.
"Kami juga terus mengembangkan proyek kami yang lain seperti emas, tembaga, seng, dan memimpin proyek di Citra Palu Minerals, Gorontalo Minerals dan Dairi Prima Mineral," katanya.