Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan bursa saham Asia dilaporkan melemah ke level terendah dalam dua bulan pada perdagangan pagi ini, Kamis (3/11/2016), sejalan dengan mengetatnya persaingan menuju kursi Presiden AS sehingga membuat para investor menghindar untuk mengambil risiko menjelang agenda pemilihan Presiden pada 8 November.
Indeks MSCI Asia Pacific selain Jepang turun 0,3% setelah drop 1,4% pada perdagangan kemarin, penurunan terbesar dalam sebulan.
Seperti dilansir Bloomberg hari ini, para investor cenderung lebih menghindari risiko sepanjang pekan terakhir setelah beberapa jajak pendapat menunjukkan berkurangnya dominasi Hillary Clinton atas Donald Trump menjelang Pilpres pekan depan.
Prospek Hillary meredup setelah biro investigasi federal AS Federal Bureau of Investigation (FBI) menyatakan membuka kembali penyelidikan terhadap penggunaan server e-mailnya selama menjabat sebagai Menteri Luar Negeri.
Di sisi lain, prediksi kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS Federal Reserve naik menyusul rilis laporan pertemuan kebijakan The Fed yang mengisyaratkan adanya langkah tersebut pada Desember tahun ini.
“Sikap untuk menghindari risiko berlanjut. Kita telah mencapai titik dimana manajer keungan mengurangi risiko, meningkatkan alokasi dana tunai dalam portfolio, serta diuntungkan dari ketidakpastian seperti ini. Kondisi ini adalah hal yang sempurna untuk para penjual jangka pendek yang menyukai kombinasi ketidakpastian dan kurangnya penawaran,” ujar Chris Weston, Kepala strategi pasar IG Ltd.
Sejalan dengan pergerakan bursa Asia, indeks saham acuan New Zealand dilaporkan juga terkoreksi dan indeks Hang Seng Hong Kong turun ke level terendah dalam 12 pekan.