Bisnis.com, JAKARTA- Sejumlah data ekonomi dari dalam dan luar negeri telah dirilis, dan mempengaruhi pergerakan pasar.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta, dalam risetnya, mengatakan data ekonomi yang dirilis tersebut adalah:
- OPEC belum sepakat. Iran dan Iraq tolak pembatasan produksi minyak mentah dan meminta untuk tidak diikutsertakan di dalam kesepakatan dengan beberapa negara non OPEC. (Brent -4%, Newcastle Coal +7,4% WoW)
- Hasil pemilu AS belum pasti. FBI temukan email terkait dengan pelanggaran wewenang oleh Clinton. Polling menunjukkan keunggulan Clinton yang turun atas Trump. (UST10y yield +11bps, Dollar Index -0,4% WoW)\
- BOJ akui target inflasi sulit tercapai. Inflasi Jepang tetap di -0,5% YoY di September 2016. BoJ pertahankan kebijakan moneter tetapi melihat target inflasi belum akan tercapai. (USD/JPY +1%, Nikkei 225 +1,5% WoW)
- Ketidakpastian fiskal berkurang. Rapat Paripurna DPR RI menyetujui RUU APBN 2017 dengan pendapatan negara Rp1.750,2 triliun dan belanja negara Rp2.080,4 triliun serta 2,41% defisit terhadap PDB.
- Harapan kenaikan peringkat meredup. Kyran Curry, Direktur S&P mengatakan sangat sulit untuk merekomendasikan peringkat yang lebih tinggi bagi Indonesia. (IHSG +0,02% WoW)
- Ekspektasi perlambatan masih tinggi. Pertumbuhan kredit perbankan Indonesia September 2016 turun ke 6,4% YoY dari 6,8% YoY. Nikkei Indonesia PMI Mfg turun ke 48,7 dari 50 di Oktober 2016.
- Inflasi mulai naik. Inflasi Oktober 2016 naik ke 3,31% YoY dari 3,07% YoY. Inflasi inti turun ke 3,08% YoY dari 3,21% YoY. (SUN10 tahun yield +21bps, JIBOR 1W -9bps WoW)