Bisnis.com, JAKARTA -- PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. meraup prapenjualan atau marketing sales sebanyak Rp1,022 triliun per September 2016, melonjak 52% dibandingkan posisi September 2015 sebanyak Rp670 miliar.
Muljadi Suganda, Corporate Secretary Jababeka, mengatakan prapenjualan lahan di Kendal menjadi salah satu motor pertumbuhan prapenjualan perseroan. Dia menyebut, prapenjualan di Kendal berkontribusi Rp277 miliar atau 27% terhadap total prapenjualan. Jumlah tersebut melampaui target prapenjualan sebesar Rp250 miliar.
"Ini memang sesuai dengan perkiraan kami. Di Kendal investor makin confident karena kami terus membangun infrastruktur di sana," jelas Muljadi kepada Bisnis.com, Selasa (1/11/2016).
Untuk pembangunan infrastruktur di kawasan industri Kendal, Jababeka telah meraih pinjaman sebesar US$20 juta dari Standard Chartered Bank. Sementara itu, sejumlah investor yang membeli lahan di Kendal menurut Muljadi berasal dari sektor padat karya seperti tekstil, furnitur, bahan bangunan, dan makanan.
Sebagaimana diketahui, Jababeka berkongsi dengan Sembawang Corp Development Singapura dalam mengembangkan kawasan industri Kendal. Jababeka memiliki 51% saham sedangkan sisanya dikempit Sembawang.
Per September 2016, cadangan lahan di Kendal mencapai 525 hektare, meningkat 100 hektare dibandingkan dengan posisi Desember 2015 seluas 425 hektare.
Selain di Kendal, prapenjualan Jababeka juga disumbang penjualan lahan dan properti di Cikarang sebanyak Rp745 miliar. Muljadi mengatakan, hingga akhir tahun perseroan tetap menargetkan prapenjualan sebesar Rp1,4 triliun.
Dia mengimbuhkan, tren penjualan yang terus menanjak secara kuartalan membuat perusahaan bersandi saham KIJA itu optimistis bisa mencapai target. "Kami tetap berusaha [memenuhi target]. Kami tetap garap beberapa pipeline dan meluncurkan produk baru" ujarnya.