Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi rupiah berpotensi melemah pada perdagangan Senin (24/10/2016) terseret pelemahan global.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan rupiah melemah terbawa arus global pada akhir pekan lalu walaupun ada sentimen positif dengan dipangkasnya BI RR rate 25 bps pada Kamis lalu.
Fokus saat ini beralih ke inflasi yang akan dirilis awal bulan depan, di mana naiknya beberapa komoditas pangan utama akibat cuaca telah menaikkan ekspektasi inflasi ke depan.
“Sentimen positif domestik masih akan meminta rupiah yang lebih kuat akan tetapi terlihat sentimen global yang masih belum stabil dengan kecenderungan negatif menjelang beberapa peristiwa penting global,” katanya dalam riset.
Sementara itu, euro masih di tren pelemahan bahkan semakin menajam setelah tengah minggu lalu ECB berkomitmen untuk menambah stimulusnya. Hal itu berdekatan dengan FOMC meeting serta Pemilu AS di awal November 2016.
Adapun, sore dan malam nanti ditunggu angka manufaktur Zona Euro serta AS yang keduanya diperkirakan membaik. Harga minyak masih naik setelah Arab Saudi dan Rusia berkomitmen memangkas produksi walaupun ada gangguan dengan Irak yang belum ingin ikut serta.