Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi rupiah berpeluang menguat pada perdagangan Selasa (18/10/2016) seiring tingginya surplus neraca perdagangan yang didorong ekspor komoditas.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan surplus perdagangan yang tinggi di September 2016 menandakan likuiditas dolar AS yang membaik akibat naiknya harga komoditas. Meski demikian, perlu diwaspadai penurunan impor yang bisa jadi indikasi perlambatan PDB di kuartal III/2016.
Tekanan eksternal yang berkurang bisa bantu penguatan rupiah yang kemarin kembali melemah tipis bersamaan dengan mayoritas kurs di Asia. Fokus saat ini beralih ke pengumuman RDG BI pada Kamis mendatang yang diperkirakan mempertahankan RR rate di 5,0%.
Rencana pemerataan harga BBM di seluruh Indonesia bisa menekan ekspektasi inflasi walaupun itu berarti subsidi dari pemerintah atau Pertamina.
“Rupiah berpeluang menguat hari ini,” katanya dalam riset.
Sementara itu, saham Deutsche Bank dan pound sterling berhenti turun, peso Meksiko yang terus menguat serta imbal hasil global yang mulai turun menandakan risiko global yang berkurang.
Saat ini fokus tertuju pada kebijakan moneter terutama ECB dan the Fed. Inflasi AS September 2016 yang datang nanti malam bisa menjadi salah satu titik konfirmasi untuk memperkirakan peluang kenaikan FFR target.