Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Senin (17/10/2016) mendapat tekanan.
“Tekanan rupiah bisa kembali,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (17/10/2016).
Dikemukakan rupiah menguat pada perdagangan Jumat lalu, setelah dolar melemah merata terhadap kurs di Asia.
Tetapi indeks dolar yang masih berada di tren penguatan serta ancaman kenaikan imbal hasil global, ujarnya, bisa mengembalikan dorongan pelemahan rupiah.
Dari domestik terisinya posisi menteri ESDM mengurangi satu ketidakpastian yang tersisa. Sehingga secara umum, sentimen domestik masih positif.
“Fokus tertuju pada data neraca perdagangan pagi ini yang diperkirakan menipis surplusnya,” kata Rangga.
Dia mengemukakan pertumbuhan ekspor dan impor yang naik signifikan sebelumnya, diperkirakan terkoreksi pada September 2016.
Dari luar negeri, fokus perlahan mulai beralih pada pertemuan ECB minggu ini.
Di pertemuan sebelumnya ECB mengecewakan harapan pelonggaran stimulus. Saat ini justru pengetatan bisa terjadi dibanding pelonggaran.
Imbal hasil obligasi Zona Euro terlihat masih di tren naik.
“Perhatian juga tertuju pada data pertumbuhan Tiongkok minggu ini yang berpeluang melambat. Secara umum indeks dolar masih diuntungkan ketidakpastian global serta pelemahan yen yang konsisten,” kata Rangga.