Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga tembaga kontrak Desember 2016 terpantau menguat pada perdagangan siang ini, Selasa (20/9/2016), seiring tanda-tanda penguatan ekonomi China serta melemahnya dolar AS menjelang pertemuan kebijakan bank sentral di AS dan Jepang.
Harga tembaga berbalik menguat hingga 0,28% atau 0,60 poin ke US$216,25 per pound pada pukul 14.34 WIB setelah dibuka dengan pelemahan tipis di posisi US$215,55 per pound.
Pada saat yang sama, indeks dolar AS yang melacak pergerakan dolar terhadap sejumlah mata uang utama terpantau melemah 0,13% atau 0,125 poin ke level 95,716.
Seperti diketahui, pelemahan dolar berpotensi mendorong permintaan untuk komoditas dengan membuat nilainya menjadi terjangkau bagi para pembeli yang membayar dalam mata uang lainnya.
Di sisi lain, seperti dilansir Reuters hari ini, ledakan real estate serta aktivitas pabrikan yang lebih kuat dari prediksi di China turut mencerahkan prospek logam.
“Pesanan untuk kabel tembaga bertegangan rendah yang digunakan pada konstruksi real estate telah meningkat dan produksi pada perusahaan batang kawat tembaga telah stabil,” papar JP Morgan dalam risetnya.
Lebih lanjut dikemukakan, impor tembaga China diprediksi akan meningkat, sementara ekspor dan jumlah stok dalam gudangnya akan menurun.
Sejalan dengan tembaga, pergerakan harga nikel dan timah di Shanghai Futures Echange juga terlihat menguat pada perdagangan hari ini.
Harga nikel untuk kontrak Januari 2017 ditutup melesat 1,36% atau 1.070 poin ke 79.990 yuan/metrik ton setelah dibuka naik 0,23% atau 180 poin di level 79.100.
Adapun, harga timah kontrak Januari 2017 berakhir menguat 0,42% atau 520 poin ke 124.500 yuan/metrik ton setelah dibuka dengan penguatan 0,56% atau 700 poin di level 124.680.
Pergerakan tembaga di Comex (Commodity Exchange) untuk kontrak Desember 2016:
Tanggal | Level | Perubahan |
20/9/2016 (Pk. 14.34 WIB) | 216,25 | +0,28% |
19/9/2016 | 215,65 | -0,16% |
16/9/2016 | 216,00 | +0,02% |
15/9/2016 | 215,95 | +0,21% |
14/9/2016 | 215,50 | +2,55% |
Sumber: Bloomberg