Bisnis.com, JAKARTA— Penyelesaian pembiayaan proyek (financial closing) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) senilai lebih dari Rp7,15 triliun ditargetkan rampung pada Oktober 2016.
Direktur Utama Adaro Energy Garibaldi Thohir, mengatakan financial closing proyek PLTU di Kalimantan Selatan akan rampung pada Oktober 2016. Dikutip Bloomberg, pria yang akrab disebut Boy Thohir memerkirakan PLTU Tanjung Power Indonesia memiliki kapasitas 2x100 Megawatt dengan investasi US$500 juta hingga US$550 juta.
Head of Corporate Communication Division PT Adaro Energy Tbk. Febriati Nadira menjelaskan mundurnya proses financial closing terjadi lantaran perseroan harus melengkapi administrasi.
"Tanah sudah ada, tidak ada kendala di PLN juga," ujarnya saat dimintai konfirmasi Bisnis.com, Kamis (15/9/2016).
Awalnya, financial closing PLTU TPI ditargetkan rampung pada Agustus 2016. Direktur Keuangan Adaro David Tendian pernah menyebut financial closing mundur lantaran adanya reshuffle kabinet.
Perseroan hanya menyediakan pendanaan sekitar 20% dari total investasi. Sisanya, sebesar 80% bakal mendapatkan pinjaman dari sindikasi perbankan Korea Selatan, Jepang, dan Singapura.
Proyek yang bakal digarap oleh anak usaha emiten bersandi saham ADRO itu, PT Adaro Power melalui PT Tanjung Power Indonesia dengan kepemilikan 65%, yang membuat usaha patungan bersama PT EWP Indonesia dengan menggenggam 35% saham milik Korea East-West Power Co., Ltd.
Dana pinjaman akan digelontorkan oleh Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC), Mizuho Corporate Bank, The Development Bank of Singapore Ltd. (DBS), dan Korean Development Bank.