Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks saham pasar negara-negara berkembang dilaporkan melanjutkan pelemahannya pada perdagangan hari ini, Kamis (15/9/2016), seiring dampak rendahnya harga minyak yang menambah kekhawatiran menjelang pertemuan kebijakan bank sentral di AS dan Jepang pekan depan.
Indeks saham MSCI Emerging Markets turun 0,1% menjadi 884,04 pada pukul 11.54 siang waktu Hong Kong (pk. 10.54 WIB) dan telah turun 4,7% dalam lima hari, menjadikannya rentetan pelemahan terpanjang sejak Mei.
Indeks saham di Filipina dan Malaysia melemah untuk hari keempat, sementara indeks harga saham gabungan (IHSG) di Indonesia bersiap mencatatkan penguatan pertama dalam lima sesi perdagangan.
Indeks saham negara berkembang telah mengakhiri reli tiga bulannya di saat bank sentral AS Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan suku bunganya serta bank sentral di Eropa dan Jepang terlihat enggan memperluas kebijakan moneternya.
“Investor menjadi berhati-hati menjelang pertemuan The Fed. Mengingat pasar negara berkembang telah reli tajam di tiga bulan sebelumnya, sementara terdapat ketidakpastian akan tingkat suku bunga AS, investor bersikap mengindari risiko,” ujar Rafael Palma Gil, Manajer portfolio di Rizal Commercial Banking Corp., seperti dilansir Bloomberg hari ini.
Pada perdagangan Rabu (14/9/2016), harga minyak WTI kontrak Oktober ditutup anjlok 2,94% atau 1,32 poin ke US$43,58, adapun patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak November berakhir drop 2,65% atau 1,25 poin ke US$45,85 per barel.