Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga minyak sawit mentah (CPO) terpantau berbalik menguat pada awal perdagangan hari ini, Selasa (23/8/2016), seiring dampak penurunan harga minyak mentah yang melemahkan kinerja ringgit.
Kontrak berjangka CPO untuk November 2016, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, dibuka melemah 0,67% atau 17 poin di posisi 2.526 ringgit per ton.
Pergerakan minyak sawit kemudian berbalik menguat hingga 0,39% atau 10 poin ke level 2.553 ringgit per ton pada pukul 10.02 WIB.
Sementara itu nilai tukar ringgit pagi ini dibuka melemah 0,04% ke posisi 4,0297 ringgit per dolar AS meski kemudian berbalik naik sangat tipis 0,01% ke 4,0275 pada pukul 10.18 WIB.
Pada perdagangan kemarin (22/8/2016), minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman September ditutup melemah 3% atau 1,47 poin ke US$47,05 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sedangkan, minyak Brent untuk kontrak Oktober berakhir anjlok US$1,72 atau 3,4% ke posisi US$49,16 per barel di ICE Futures Europe Exchange.
Anjloknya harga minyak mentah diketahui dapat membebani prospek ekspor minyak Malaysia yang memperoleh sebagian pendapatannya dari sumber yang terkait dengan energi.
“Untuk ringgit, ada faktor lain terkait melemahnya harga minyak,” ujar Sim Moh Siong, ahli strategi mata uang Bank of Singapore Ltd.
Pergerakan Harga CPO Kontrak November 2016
Tanggal | Level | Perubahan |
23/8/2016 (Pk. 10.02 WIB) | 2.553 | +0,39% |
22/8/2016 | 2.543 | -1,36% |
19/8/2016 | 2.578 | +0,08% |
18/8/2016 | 2.576 | -2,53% |
17/8/2016 | 2.643 | +4,10% |
Sumber: Bloomberg