Bisnis.com, BATAM - Bank Indonesia, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah akan menggenjot sektor maritim untuk memperbaiki defisit neraca jasa.
Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Juda Agung, mengatakan sektor maritim menyumbang 80% terhadap defisit neraca jasa Indonesia.
Perkiraannya, dalam waktu singkat, sulit untuk membalikkan defisit neraca jasa menjadi surplus, minimal yang bisa dilakukan ialah mengurangi defisit neraca jasa.
Juda mengatakan pada 2013 defisit neraca jasa mencapai US$12 miliar. Lantas, pada 2015 defisit neraca jasa US$8,3 miliar. Untuk memperbaiki defisit neraca jasa dengan fokus pada sektor maritim, Bank Indonesia akan membahasnya dalam rapat koordinasi bersama pemerintah pusat dan pemerintah daerah pada Jumat (12/8/2016).
"Defisit di neraca jasa kita disumbang sebagian besar oleh sektor maritim, misal leasing kapal dan sewa crane. Ini secara struktural sudah berlangsung bertahun-tahun. Hal ini akan menjadi agenda pembicaraan kami, bagaimana menyikapi defisit neraca jasa supaya berkurang," tutur Juda, Kamis (11/8/2016).
Dia menilai sektor maritim Indonesia berpotensi besar untuk dikembangkan, dilihat dari sisi perikanan, kapal, dan pariwisata. Saat ini pangsa sektor maritim dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia baru 4%.
Pangsa ini tertinggal jauh dari pangsa maritim terhadap pertumbuhan ekonomi Filipina sebesar 20% dan pangsa di Jepang yang sudah di atas 20%.