Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia menguat ke level tertinggi dalam satu bulan terakhir setelah data inflasi China yang menandakan stabilisasi negara tersebut
Indeks MSCI Asia Pacific menguat 0,5% pada pukul 07:15 waktu London (13.15 WIB), setelah naik 2,4 persen selama har perdagangan sebelumnya.
Bursa saham global berada pada level tertinggi dalam hampir satu tahun terakhir, didukung oleh data ekonomi AS yang di atas estimasi.
Sementara itu, deflasi pabrikan China berkurang untuk bulan ketujuh berturut-turut, hal ini menunjukkan perbaikan kondisi pada sektor manufaktur serta fase kestabilan pada negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
Menurut Biro Statistik Nasional China, seperti dilansir Bloomberg hari ini, Selasa (9/8/2016), indeks harga produsen (producer-price index/PPI) turun 1,7% pada Juli dibanding setahun sebelumnya. Di sisi lain, indeks harga konsumen pada Juli naik 1,8% atau sesuai dengan perkiraan.
"Kondisi ekonomi AS terus mendukung pasar. Banyak bursa di Asia mencapai level tertinggi baru," kata Yutaka Miura, analis teknikal senior di Mizuho Securities Co kepada Bloomberg
Sektor energi dan bahan baku memimpin penguatan bursa Asia. Harga minyak mentah AS diperdagangkan di bawah US$43 per barel, setelah melompat 2,9% pada perdagangan kemarin Karen OPEC memperkirakan pelemahan harga saat ini tidak akan berlangsung lama
Indeks Topix Jepang menguat 0,9%, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,2% dari penutupan tertinggi sejak November. Pasar keuangan di Singapura ditutup karena hari libur.
Saham Australia & New Zealand Banking Group Ltd melonjak 2,9% ke level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir setelah perusahaan menyatakan telah meningkatkan modal dan mengurangi aset. Sementara produsen peralatan kantor Brother Industries Ltd melonjak 19% dan Nissin Foods Holdings Co naik lebih dari 6% di Tokyo setelah perusahaan merilis laporan keuangan.