Bisnis.com, JAKARTA -- PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. berencana membangun tahap kedua pembangkit listrik di Cikarang berkapasitas 260 megawatt.
Direktur Pengembangan Bisnis Jababeka, Hyanto Wihadhi, mengatakan saat ini perseroan melalui anak usahanya PT Bekasi Power sudah mengoperasikan pembangkit berkapasitas 130 megawatt.
"Kami mau tambah 260 megawatt lagi. Sejauh ini kami bangun sendiri, tapi kalau ada yang minat (bermitra), monggo," jelasnya di Jakarta, Selasa (9/8/2016).
Dia mengimbuhkan, pembangunan pembangkit listrik tahap kedua merupakan bagian dari rencana jangka panjang hingga 2020. Secara umum, investasi pembangkit listrik menelan biaya US$ 1 juta per 1 megawatt. Dengan kata lain, Jababeka membutuhkan dana hingga US$260 juta untuk membangun pembangkit baru.
Hyanto mengatakan rencana pembangunan pembangkit listrik akan lebih jelas jika perseroan sudah mencapai kata sepakat dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Sebelumnya, Jababeka memang meneken perjanjian dengan PLN di mana seluruh produksi listrik akan dijual ke PLN dengan opsi Jababeka bisa membeli sisa kelebihan listrik yang tidak terpakai. Di samping itu, biaya bahan bakar gas ditanggung oleh PLN. "[Skema] Itu kami tunggu dulu dari PLN," ujar Hyanto.
Sejauh ini, pendapatan Jababeka dari penjualan listrik menjadi pendapatan terbesar. Berdasarkan laporan keuangan Jababeka, per Juni 2016 pendapatan dari penjualan listrik mencapai Rp619,88 miliar atau menyumbang 45,54% terhadap total pendapatan.