Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga tembaga kontrak September 2016 terpantau sedikit menguat pada perdagangan siang ini, Jumat (5/8/2016), namun masih rentan menghadapi pelemahan di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa stimulus ekonomi yang direncanakan di berbagai penjuru dunia tidak akan cukup mendorong permintaan.
Harga tembaga berbalik naik tipis 0,09% atau 0,20 poin ke US$217,60 per pound pada pukul 12.49 WIB setelah dibuka dengan pergerakan stagnan di posisi US$217,40 per pound.
Di AS, negara pengguna terbesar untuk tembaga setelah China, jumlah pemesanan pabrik turun 1,5% pada Juni dengan jumlah penurunan terbesar sejak Desember untuk pemesanan durable goods.
Menurut data Bloomberg Intelligence, persediaan gudang China naik pada Juli dibandingka bulan sebelumnya. Barclays Plc. sementara memprediksikan lebih banyak pelemahan untuk tembaga akibat pola investasi komoditas yang cenderung merosot pada paruh kedua tahun ini.
“Meski gambaran tidak terlihat seburuk pada paruh kedua di masing-masing dua tahun terakhir, sepertinya hampir dipastikan periode penguatan bagi pasar tersebut telah mundur. Kami memprediksi tembaga akan bergerak turun secara signifikan,” ujar Kevin Norrish, Direktur Pelaksana Barclays Plc. dalam risetnya, seperti dikutip Bloomberg kemarin.
Sementara pada perdagangan kemarin (4/8/2016), harga tembaga ditutup merosot 1,11% atau 2,45 poin ke level US$217,40 di tengah tanda-tanda perlambatan permintaan global.
Pergerakan tembaga di Comex (Commodity Exchange) untuk kontrak September 2016:
Tanggal | Level | Perubahan |
5/8/2016 (Pk. 12.49 WIB) | 217,60 | +0,09% |
4/8/2016 | 217,40 | -1,11% |
3/8/2016 | 219,85 | -0,48% |
2/8/2016 | 220,90 | +0,43% |
1/8/2016 | 219,95 | -0,99% |
Sumber: Bloomberg