Bisnis.com, JAKARTA- Pemerintah kembali memutuskan untuk mengurangi anggaran hingga Rp 133,8 triliun atau naik hampir tiga kali lipat jika dibandingkan dengan pengurangan sebesar Rp50,02 triliun yang dilakukan Mei lalu.
Pengurangan anggaran dilakukan terhadap kementerian/lembaga (K/L) Rp 65 triliun dan dana transfer daerah senilai Rp 68,8 triliun, seiring dengan potensi penerimaan perpajakan yang diperkirakan meleset Rp 219 triliun dari target APBNP-2016 sebesar Rp 1.539,2 triliun.
Walaupun anggaran belanja dipotong, pemerintah memperkirakan defisit anggaran masih akan melebar mencapai 2,5% atau lebih besar jika dibandingkan dengan target sebelumnya defisit 2,35%.
Tekanan terhadap harga komoditas dunia menjadi faktor utama yang membuat pemerintah pesimistis dapat mencapai target sehingga harus memangkas anggaran belanja negara.
“Kami menilai perlambatan komoditas dan pengurangan transfer daerah kembali meningkatkan risiko penurunan konstribusi konsumsi terhadap GDP dari saat ini 56% pada kuartal I/2016. Kami menunggu result PDB kuartal II/2016 pada Jumat pekan ini,” tulis HP Financials dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (4/8/2016).