Bisnis.com, JAKARTA-- PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) tengah mereview kembali target rencana produksi batu bara tahun ini seiring faktor cuaca yang tidak sesuai dengan ekspetasi.
Direktur ITMG Bramantya Putra mengatakan target produksi batu bara tahun ini mencapai 26,9 juta ton. Target tersebut lebih rendah dibandingkan dengan realisasi produk tahun lalu yang mencapai 28,5 juta ton. Adapun, hingga kuartal I/2016 produksi sudah mencapai 6,2 juta ton. Sementara, untuk kuartal II diperkirakan bisa mencapai 6,4 juta ton.
"Kinerja kuartal I cukup baik, memang ada penurunan dibandingkan dengan tahun lalu. Selain karena penurunan harga jual, juga cuaca yang tak menentu," katanya dalam paparan publik di Investor Day 2016 di Jakarta, Senin (1/8/2016).
Dia menilai, terjadi anomali cuaca yang cukup drastis pada tahun ini. Biasanya, periode Maret-April sudah masuk kemarau dan perseroan sudah meningkatkan target produksi. Namun demikian, hingga kini cuaca masih tidak menentu.
"Ternyata di Maret-April intensitasnya malah tinggi. Ini diprediksi sampak September. Oleh sebab itu kami sedang mencoba review kembali rencana produksi 2016, apakah masih bisa sesuai rencana atau tidak," katanya.
Adapun, target 26,9 juta ton tersebut akan dipasok dari sejumlah lokasi tambang milik anak perusahaan, yakni dari PT Indominco Mandiri sebanyak 16 juta ton, PT Trubaindo Coal Mining 6,2 jita ton, PT Bharinto Ekatama 2,4 juta ton, PT Kitadon Embalut sekitar 1,1 juta ton, dan PT Jorong Barutama Greston 1,2 juta ton. Sedangkan unruk PT Kitadin Td. Mayang lokasi tambang tengah dalam proses penutupan.
Pada sisi lain, perseroan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/Capex) senilai US$38,4 juta, lebih tinggi 67,6% dari realisasi tahun lalu US$22,9 juta.
Direktur Keuangan ITMG Yulius Gozali menambahkan belanja modal tahun ini akan dialokasikan untuk anak-anak perusahaan. Di antaranya, Indominco Mandiri US$8,6 juta, Trubaindo Coal Mining US$21,6 juta, Bharito Ekatama US$1,2 juta, Trust senilai US$3 juta, Kitadin US$0,1 juta, dan Jorong Barutama Greston US$0,1 juta.
"Sampai kuartal 1 baru US$5 juta, kalau kuartal II belum, kami baru sampaikan laporan keuangan kami minggu kedua bulan ini," jelasnya.