Bisnis.com, JAKARTA - Mandiri Sekuritas menargetkan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada akhir 2016 di posisi 5.450, dan menaikkan peringkat Indonesia menjadi overweight.
John Rachmant, analis Mandiri Sekuritas, mengatakan, saat ini Indonesia dilanda pertumbuhan belanja investasi. Indonesia membutuhkan pendorong makro yang kuat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan investasi.
"Investasi di sektor infrastruktur adalah pendorong ideal dalam pandangan kami," kata John dalam riset yang terbit pada Jumat (29/7/2016).
Menurutnya, Menteri Keuangan Sri Muljani adalah obat mujarab atas masalah ini, karena dia memiliki reputasi mapan sebagai pendukung perubahan dan menteri pro-pasar dalam kedudukannya sebagai menteri keuangan pada 2005-2010.
Sri Muljani utamanya bertanggung jawab atas naiknya investasi langsung luar negeri (foreign direct investment/ FDI) ke Indonesia dari US$8,9 miliar pada 2005 menjadi US$16,2 miliar pada 2010.
"Kami memerkirakan datangnya Sri Muljani dapat mengefisiensikan penggunaan belanja pemerintah," ujar John.
Di bawah Sri Muljani, total utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) turun dari 42,6% pada 2005 menjadi 24,5% pada 2010.
Mandiri Sekuritas lantas meningkatkan peringkat negara menjadi overweight. Target IHSG pada akhir 2016 dinaikkan menjadi 5.450 dari 5.000, sedangkan untuk akhir 2017 IHSG ditargetkan berada di posisi 6.050.
Di sisi pilihan saham, Mandiri Sekuritas fokus atas saham-saham yang terabaikan dan berharga murah, seperti BEST, DMAS, MNCN, yang menawarkan return terbesar dalam jangka panjang. Sementara itu, menghindari saham-saham yang dilanda euforia seperti ASII, UNVR, BMRI, BBCA, LPPF dan saham likuid lain dengan prospek bisnis yang sangat baik.