Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga minyak mentah dunia rebound dari level terendahnya dalam tiga bulan pada perdagangan hari ini, Selasa (26/7/2016), ditopang oleh pelemahan dolar AS.
Namun di sisi lain, kekhawatiran akan kelebihan suplai yang berkelanjutan tetap membebani pasar dan banyak pedagang menaikkan prediksi mereka untuk pelemahan harga lebih lanjut.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak WTI kontrak September berbalik menguat hingga 0,23% atau 0,10 poin ke US$43,23 per barel pada pukul 12.31 WIB, setelah dibuka turun 0,14% atau 0,06 poin di posisi US$43,07.
Pada saat yang sama, patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak September juga menguat hingga 0,42% atau 0,19 poin ke level US$44,91, setelah dibuka dengan kenaikan 0,22% atau 0,10 di level 44,80.
Menurut para pedagang, seperti dikutip Reuters hari ini, harga minyak yang lebih tinggi sebagian terjadi akibat koreksi setelah penurunan tajam pada sesi sebelumnya serta juga merefleksikan pelemahan dolar AS terhadap mata uang utama lain.
Mengingat minyak diperdagangkan dalam dolar, nilai greenback yang lebih rendah membuat nilai impor bahan bakar lebih murah bagi negara yang menggunakan mata uang lain. Hal ini berpotensi memacu permintaan.
Bloomberg Dollar Index yang mengukur pergerakan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dibuka turun tipis 0,02% atau 0,015 poin ke level 97,271 dan melemah 0,26% atau 0,253 poin ke posisi 97,033 pada pukul 12.32 WIB.
Namun meski harga minyak sedikit menguat, secara keseluruhan mood pada pasar minyak telah berubah bearish.
“Kekhawatiran kelebihan suplai yang berkelanjutan mendorong hedge funds melikuidasi posisi bullish tertinggi baru-baru ini; pada waktu yang sama, kita juga melihat peningkatan yang sesuai dalam posisi pendek spekulatif,” ujar Matt Smith dari ClipperData dalam risetnya, seperti dikutip Reuters hari ini.
Pada penutupan perdagangan kemarin (Selasa pagi WIB), minyak mentah West Texas Intermediate untuk kontrak pengiriman September drop 2,4% atau US$1,06 ke level US$43,13 per barel, penutupan terendah sejak 25 April.
Sementara minyak Brent untuk pengiriman September berakhir merosot 97 sen atau 2,1% ke US$44,72 per barel di ICE Futures Europe Exchange.