Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih AKR Corporindo (AKRA) Merosot Jadi Rp585 Miliar

Emiten distributor bahan bakar minyak PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) membukukan penurunan laba bersih pada semester I/2016 menjadi Rp585 miliar dari Rp605 miliar.
Ilustrasi/akr.co.id
Ilustrasi/akr.co.id

Bisnis.com, JAKARTA--Emiten distributor bahan bakar minyak PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) membukukan penurunan laba bersih pada semester I/2016 menjadi Rp585 miliar dari Rp605 miliar.

Direktur Utama AKR Corporindo Haryanto Adikoesoemo mengatakan perseroan mencatat pertumbuhan sekuensial yang kuat dengan laba bersih sebesar Rp330 miliar pada kuartal II/2016, atau 29% lebih tinggi dibandingkan dengan Rp255 miliar pada kuartal I/2016. Pendapatan kotor konsolidasi untuk periode 6 bulan mencapai Rp7,36 triliun lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp10,27 triliun.

Penjualan dan pendapatan perseroan tumbuh sebesar 6% menjadi Rp3,79 triliun pada kuartal II/2016 dibandingkan dengan Rp3,57 triliun kuartal sebelumnya. Pendapatan konsolidasi membukukan penurunan selama periode paruh pertama tahun ini dikarenakan dampak dari penurunan harga jual BBM.

"Dengan senang hati kami ingin melaporkan kinerja perseroan yang kuat selama kuartal II/2016 dengan pertumbuhan laba kuartalan sebesar 30%," katanya dalam keterangan pers, Selasa (26/7/2016).

Dia mengatakan, membaiknya harga minyak dunia telah membantu emiten bersandi saham AKRA itu dalam hal peningkatkan margin. Sementara permintaan produk BBM di sektor industri masih lemah dikarenakan oleh harga komoditas yang kian rendah.

"Dengan dihapusnya subsidi untuk produk bensin, AKR telah memperkenalkan produk bensin AKR (AKRA92) yang sudah mulai dipasarkan melalui SPBU pilihan di Jawa pada 2016,” kata dia.

Adapun, dalam hal progres pengembangan kawasan industri & pelabuhan terintegrasi JIIPE, manajemen mengklaim masih on track dalam hal progress jadwal serah terima lahan kawasan industri untuk pelanggan. Manajemen juga telah memulai proyek captive electricity yang diperuntukkan kepada penyewa lahan yang tahap pertamanya berkapasitas 23 Megawatt dengan target rampung pada Juni 2017.

Pelabuhan laut di JIIPE telah mulai beroperasi pada Januari 2016 dan sudah menangani kapal berskala besar di pelabuhan Manyar. "Fokus kami kedepan tetap jelas dalam hal penurunan biaya logistik sementara memberikan nilai tambah kepada pelanggan kami," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper