Bisnis.com, JAKARTA— Waterfront Securities Indonesia mengemukakan aksi sejumlah emiten menjadi perhatian pasar pada perdagangan hari ini, Senin (25/7/2016).
Octavianus Marbun, Analis PT Waterfront Securities Indonesia dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (25/7/2016), mengemukakan aksi sejumlah emiten tersebut adalah:
- Per Maret, VIVA bukukan laba bersih Rp85,66 miliar
PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) mengalami penurunan pendapatan usaha sebesar Rp519,02 miliar hingga periode Maret 2016 dibandingkan pendapatan usaha pada periode triwulan tahun lalu yang sebesar Rp540,55 miliar. Beban usaha naik menjadi Rp367,65 miliar dari Rp364,61 miliar dan laba usaha turun menjadi Rp151,38 miliar dari Rp175,94 miliar. Beban lain-lain turun menjadi Rp9,09 miliar dari triwulan tahun lalu yang sebesar Rp191,86 miliar dan laba sebelum pajak diraih menjadi Rp142,28 miliar setelah menderita rugi sebelum pajak di triwulan tahun lalu yang sebesar Rp15,92 miliar. Laba bersih diraih Rp85,66 miliar usai menderita rugi bersih Rp84,06 miliar di triwulan tahun lalu. Total aset per Maret 2016 naik menjadi Rp6,32 triliun dari total aset per Desember 2015 sebesar Rp6,21 triliun.
- Per Juni laba bersih MARI tumbuh 49,11%
PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) meraih kenaikan laba bersih sebesar 49,11% hingga periode 30 Juni 2016 menjadi Rp22,10 miliar dibandingkan dengan laba bersih periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp14,82 miliar. Pendapatan bersih naik menjadi Rp55,03 miliar dibandingkan pendapatan bersih periode Juni 2015 yang sebesar Rp46,67 miliar. Laba operasi naik menjadi Rp28,71 miliar dari Rp21,92 miliar. Laba sebelum pajak naik jadi Rp29,61 miliar dari laba sebelum pajak per Juni 2015 yang Rp22,04 miliar. Jumlah aset per 30 Juni 2016 mencapai Rp194,45 miliar naik dari jumlah aset per 31 Desember 2015 yang Rp156,26 miliar.
- MEDC bentuk perusahaan patungan penyedia air minum
Konsorsium Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dan Bangun Cipta Kontraktor mendirikan perusahaan patungan Meta Adhya Tirta Umbulan. Keduanya langsung menyetor modal Rp700 miliar kepada anak usaha tersebut. Perusahaan patungan tersebut disiapkan untuk menggarap proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Umbulan yang nilai investasinya mencapai Rp2,05 triliun. Komposisi kepemilikan Meta Adhya Tirta Umbulan sebanyak 70% sahamnya dimiliki oleh MEDC, sedangkan 30% sisanya dikuasai Bangun Cipta.
- RUPS BEKS setujui diakuisisi oleh pemprov Banten 68%
RUPSLB II PT Bank Pundi Tbk (BEKS) menyetujui akuisisi BEKS oleh Pemprov Banten maksimal sebesar 68%. Pemprov Banten akan masuk melalui PT Banten Global Development (BGD), BUMD milik Pemprov Banten. Nantinya BGD akan mengakuisisi BEKS melalui 3 tahap, yaitu Penawaran Umum Terbatas (PUT) IV atau rights issue sebesar 35%, Penawaran Umum Terbatas (PUT) IV sebesar 51%, dan pembelian saham dari PT Recapital Securities dan pemegang saham lain sampai 68%.
- Per Juli, WIKA bukukan kontrak baru Rp18,33 triliun
PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menargetkan kontrak baru sekitar Rp35 triliun dalam jangka waktu Agustus-Desember 2016. Target tersebut sekitar 66% dari target kontrak baru Rp52,8 triliun sepanjang 2016. Sampai dengan Juli 2016, perseroan telah memperoleh kontrak baru sebesar Rp18,33 triliun. Adapun target kontrak baru yang diincar perseroan tersebut diharapkan berasal dari lelang yang akan diikuti. Perseroan akan mengikuti lelang senilai Rp64,3 triliun yang terdiri dari lelang proyek bangunan gedung Rp8,7 triliun, proyek industrial plant Rp23,5 triliun, proyek pembangkit listrik Rp9,1 triliun, proyek jalan dan jembatan Rp18 triliun, dan proyek pelabuhan Rp4 triliun.
- ENRG berencana refinancing utang yang memiliki bunga tinggi
PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) masih berupaya menurunkan beban utangnya di tahun ini. Pada tahun 2015 lalu, perseroan memangkas utang sekitar USD 100 juta. Beban utang yang ingin dipangkas secepatnya adalah utang dengan bunga tinggi. Salah satunya adalah uang jangka pendek dari PST Finance Limited senilai USD 60,27 juta yang memiliki tingkat bunga LIBOR +20%. Sampai saat ini, ENRG belum memastikan skema refinancing utang tersebut. Pasalnya, perseroan masih mencari komitmen pendanaan dari perbankan. Saat ini rata-rata beban bunga perseroan sudah menurun di kisaran 5%-6% per tahun
