Bisnis.com, JAKARTA– Pergerakan harga tembaga kontrak September 2016 terpantau melemah pada perdagangan hari ini, Rabu (20/7/2016), setelah laporan data perumahan AS mendorong pergerakan dolar.
Harga komoditas logam industri tersebut turun tajam 1,06% atau 2,40 poin ke US$223,90 per pound pada pukul 13.05 WIB, setelah dibuka dengan pelemahan 0,18% atau 0,40 poin di posisi US$225,90 per pound.
Seperti dilansir Reuters hari ini, data perumahan AS pada Juni menguat lebih dari prediksi sejalan dengan kenaikan aktivitas konstruksi. Hal ini mendorong dolar AS ke level tertingginya dalam empat bulan.
Seperti diketahui, penguatan dolar AS dapat membebani harga komoditas dalam mata uang AS serta menjadikannya lebih mahal bagi para pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.
Indeks dolar AS yang mengukur pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau naik meski tipis sebesar 0,01% atau 0,008 poin ke posisi 97,071 pada pukul 13.31 WIB setelah dibuka dengan kenaikan 0,02% di 97,087.
Di sisi lain, berdasarkan data pemerintah China yang dirilis hari ini, produksi tembaga negara tersebut naik 7,6% menjadi 4,03 juta ton pada paruh pertama tahun ini dibanding setahun sebelumnya.
“Penjualan tembaga menjadi cukup sulit. Mungkin karena biaya pertambangan yang lebih rendah serta berita produksi China hari ini,” ujar seorang pedagang logam di Singapura.
Perusahaan tambang dan logam Australia BHP Billiton juga melaporkan peningkatan produksinya dari tambang Escondida di Chili menjadi 979.000 ton pada tahun fiskal 2016, melampaui petunjuk pada April sebesar 940.000 ton.
Pada perdagangan kemarin (19/7/2016), harga tembaga ditutup naik signifikan 1,16% atau 2,60 poin ke US$226,30 per pound.
Pergerakan tembaga di Comex (Commodity Exchange) untuk kontrak September 2016:
Tanggal | Level | Perubahan |
20/7/2016 (Pk. 13.05 WIB) | 223,90 | -1,06% |
19/7/2016 | 226,30 | +1,16% |
18/7/2016 | 223,70 | +0,16% |
15/7/2016 | 223,35 | -0,42% |
14/7/2016 | 224,30 | +0,13% |
Sumber: Bloomberg