Bisnis.com, JAKARTA- NH Korindo Securities Indonesia mengatakan setelah mengalami kenaikan berkelanjutan, laju harga sejumlah obligasi terlihat mulai berkurang.
“Pelaku pasar memanfaatkan kenaikan sebelumnya untuk aksi ambil untung,” kata Kepala Riset NHKSI Reza Priyambada dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (13/7/2016).
Kondisi berbeda dengan laju indeks harga saham gabungan yang masih bertahan positif. Laju pasar obligasi justru kembali melemah, meski beberapa seri masih tercatat menguat dibandingkan sebelumnya.
Pergerakan yield untuk masing-masing tenor adalah:
- Tenor pendek (1-4 tahun) rata-rata turun yield 4,62 bps
- Tenor menengah (5-7 tahun) turun 16,89 bps
- Tenor panjang (8-30 tahun) turun 17,83 bps
Reza mengemukakan masih adanya aksi beli yang mempertahankan laju harga obligasi, meski sebagian lainnya telah melemah. Seperti yang dialami sejumlah obligasi benchmark yang cenderung merah, yaitu:
- FR0053 yang memiliki waktu jatuh tempo ±6 tahun dengan harga 105,60% memiliki yield 6,91% atau naik 3,06 bps dari sehari sebelumnya di harga 105,74% memiliki yield 6,88%
- FR0072 yang memiliki waktu jatuh tempo ±20 tahun dengan harga 109,19% dan yield 7,36% atau naik 1,89 bps dari sehari sebelumnya di harga 109,39% dan yield 7,34%.
Dikemukakan pada Selasa (13/7/2016), rata-rata harga obligasi pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price naik 0,44 bps di level 116,26 darisebelumnya di level 115,74.
Sementara itu, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price naik 0,27 bps di level 107,73 dari sebelumnya di level 107,43.
Sementara pada laju yield obligasi korporasi, mulai adanya aksi jual mulai membuat sejumlah yield mengalami kenaikan, yaitu:
- Obligasi korporasi dengan rating AAA, yield untuk tenor 9-10 di kisaran level 9,40%-9,42%
- Obligasi korporasi dengan rating AA untuk tenor 9-10 tahun, yield di kisaran level 9,48%-9,49%.
- Yield pada rating A dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 10,49%-10,50% dan pada rating BBB di kisaran 13,47%-13,48%