Bisnis.com, JAKARTA— Waterfront Securities Indonesia mengemukakan aksi sejumlah emiten menjadi perhatian pasar pada perdagangan hari ini, Rabu (13/7/2016).
Octavianus Marbun, Analis PT Waterfront Securities Indonesia dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (13/7/2016), mengemukakan aksi sejumlah emiten tersebut adalah:
- CNTX Akan Stock Split 1:20
PT Century Textile Tbk (CNTX) akan melakukan pemecahan nilai nominal saham perseroan dari Rp1.000 per saham menjadi Rp50 atau 1:20. Hal itu sudah disetujui oleh dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diselenggarakan pada 30 Juni 2016 lalu. Dalam RUPS perseroan juga diangkat Takuji dan Katsuya Okajima serta Hiroshi Inoue sebagai direktur perseroan serta Hideo Umeki sebagai Komisaris perseroan.
- Per Juni, Biaya Eksplorasi KKGI Mencapai US$1,32 Juta
PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI) menghabiskan biaya eksplorasi sekitar US$1,32 juta sampai bulan Juni 2016. Kegiatan eksplorasi pengembangan dilakukan di area Sub Blok Tani Bakti. Eksplorasi dilakukan melalui anak usaha perseroan PT Insani Baraperkasa. Adapun rencana aksi untuk blok Loajanan akan terus dilakukan pemetaan geologi dan pembebasan lahan untuk menetapkan sub blok yang potensial di tambang. Sedangkan untuk blok Separi masih dipelajari untuk dilakukan bor dan seluruh blok dalam PKP2B PT Insani Baraperkasa untuk tahap produksi sudah mendapat persetujuan Menteri ESDM.
- Dua Anak Usaha INDY Jual Saham Prasarana Energi Indonesia
Dua anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY) yakni PT Indika Multi Energi Internasional (IMEI) dan PT Indika Energy Infrastructure (IEI) telah menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat (PJBB) pada 30 Juni 2016. Perjanjian dilakukan dengan PT Imeco Multi Prasarana (IMP) dimana hal itu dilakukan guna melepas saham PT Prasarana Energi Indonesia (PEI). IMEI dan IEI melepas 2.100 saham dalam PEI atau mewakili 75% dari jumlah modal yang ditempatkan pada PEI. PEI adalah pemilik 25% participating interest melalui anak perusahaan PT Prasarana Energi Cirebon pada proyek pembangkit listrik tenaga uap berkapasitas 1000 MW di Cirebon.
- Biaya Eksplorasi TINS Per Juni Rp51,65 Miliar
PT Timah Tbk (TINS) mengeluarkan biaya eksplorasi di darat dan di laut di daerah Bangka dan Belitung sampai Juni 2016 sebesar Rp51,65 miliar. Dari total tersebut terdiri dari Rp44,22 miliar untuk biaya operasional dan Rp7,43 miliar untuk biaya investasi. Hasil kegiatan eksplorasi di laut sampai dengan bulan Juni 2016 mendapatkan penemuan sumber daya baik di darat maupun di laut. Kegiatan eksplorasi di laut mendapatkan Sumber Daya Tereka sebesar 179 ton, Sumber Daya Tertunjuk 4.886 ton.
- MTFN Jual Sahamnya di Capitalinc Finance
PT Capitalinc Investmnet Tbk (MTFN) menjual seluruh sahamnya yang ada pada PT Capitalinc Finance kepada PT Recapital Asset Management dengan nilai transaksi Rp24 miliar. Perseroan menyatakan bahwa menindaklanjuti rencana divestasi seluruh kepemilikan saham MTFN pada Capitalinc Finance sebagai anak usaha, pada 1 Juli 2016 perseroan telah menjual 520,74 juta saham atau 94,85% yang merupakan seluruh kepemilikan saham perseroan pada Capitalinc Finance dengan nilai Rp24 miliar. Dari hasil penjualan saham tersebut, perseroan dapat melakukan pembayaran atas seluruh kewajiban perseroan kepada Recapital Asset Management serta perseroan dibebaskan dari segala kewajiban dan risiko berkaitan dengan seluruh kewajiban Capitalinc Finance kepada para krediturnya.
- JSMR Akan Rights Issue Senilai Rp1,8 Triliun
PT Jasa Marga Tbk (JSMR) akan menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue. Targetnya sebesar Rp 1,8 triliun. Pemerintah akan menyerap saham baru JSMR senilai Rp 1,25 triliun menggunakan dana Penyertaan Modal Negara (PMN), sementara Rp 500 miliar sisanya diserap masyarakat. Rights issue tersebut setara 5% dari total kepemilikan saham JSMR. Aksi korporasi ini akan diadakan tahun ini. Dana hasil rights issue ini akan digunakan untuk membiayai proyek 4 ruas tol senilai Rp 30,4 triliun yang sedang dikerjakan perseroan. Selain lewat rights issue, JSMR itu juga berniat menerbitkan obligasi untuk tambahan modal proyek