Bisnis.com, JAKARTA- Harga emas tergelincir setelah rilis data tenaga kerja Amerika Serikat menguatkan laju dolar AS.
Pelemahan ini mengakhiri reli logam mulia dalam enam hari, sehingga emas mampu mencetak level tertinggi dalam dua tahun perdagangan ditengah kekhawatiran dampak keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).
Spot emas turun 0,2% ke US$1.360,26 per ounce, turun dari puncaknya yang berhasil keUS$ 1.374.91, tertinggi sejak Maret 2014.
Emas berjangka AS untuk pengiriman Agustus turun US$5 atau 0,4% ke US$1.362,10 per ounce.
Analis Mitsubishi Jonathan Butler mengatakan pelemahan emas akibat menguatnya dolar untuk sementara waktu.
"Saya pikir emas bisa membuat keuntungan lebih lanjut ke US$1.381, bahkan ke level psikologis di US$1.400," kata Butler seperti dikutip Reuters, Jumat (8/7/2016).
Sementara itu, pasar juga menunggu data non-farm payrolls AS, yang dinilai menjadi barometer kesehatan perekonomian Amerika yang akan dirilis Jumat atau Sabtu pagi WIB.