Bisnis.com, HONG KONG – Pergerakan indeks saham dan mata uang pasar negara-negara berkembang menguat pada hari kedua perdagangan, Rabu (29/6/2016), di tengah spekulasi bahwa para pembuat kebijakan akan mengikuti jejak Korea Selatan dalam menetapkan stimulus demi membendung dampak keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit).
Indeks saham MSCI Emerging Markets menguat 0,8% pada pukul 11.06 pagi waktu Hong Kong, menambah penguatan sebesar 1,3% pada perdagangan kemarin.
Sementara itu, indeks mata uang MSCI Emerging Markets naik 0,3%, dengan mata uang won Korea Selatan dan ringgit Malaysia yang memimpin penguatan di antara mata uang negara berkembang lainnya.
Gejolak yang terjadi dari Brexit tampaknya telah surut untuk saat ini, meskipun masih ada risiko di tengah ketidakpastian akan dampaknya pada perekonomian global. Investor menurunkan prediksi kapan Federal Reserve akan menaikkan biaya pinjaman lagi.
Sementara, Korea Selatan mengumumkan rencana stimulus moneter senilai 20 triliun won (US$17 miliar) untuk melengkapi tingkat suku bunga yang rendah. Rencana ini memacu reli lebih dari 2% pada indeks saham Kospi.
“Sentimen risiko telah membaik,” kata Suan Teck Kin, Ekonom United Overseas Bank Ltd., seperti dilansir oleh Bloomberg. “Dampaknya pada Asia dalam hal sudut pandang ekonomi tidak sesignifikan dibanding Inggris Raya, kecuali bahwa perpisahan (Brexit) tersebut membawa dampak negatif pada UE secara lebih luas.”