Bisnis.com, JAKARTA— Imbal hasil surat utang negara (SUN) yang rendah diprediksi masih terjaga seiring komitmen sejumlah bank sentral yang menggelontorkan stimulus pasca brexit.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan obligasi AS dan Jerman menguat signifikan pasca pengumuman hasil referendum UE yang menunjukkan mayoritas rakyat Inggris yang memilih keluar dari EU.
Sementara itu imbal hasil obligasi negara berkembang terlihat naik walaupun hanya terbatas. Imbal hasil SUN naik terutama pada tenor menengah tetapi hanya tipis. Akan tetapi penurunan drastis imbal hasil UST 10 tahun membuat selisihnya dengan SUN 10 tahun menjadi melebar 622bps, menunjukkan investor yang meminta premium lebih tinggi atas aset berisiko.
“Kenaikan imbal hasil SUN yang hanya terbatas dipengaruhi oleh ekspektasi penurunan suku bunga, rendahnya inflasi Juni 2016 (diumumkan Jumat mendatang) serta harapan disahkannya APBN-P dan RUU tax amnesty Selasa besok,” katanya dalam riset, Senin (27/6/2016).
Menurutnya, permintaan aset safe-haven diperkirakan masih tinggi, meski itu hanya sementara. Komitmen beberapa bank sentral utama dunia untuk menggelontorkan stimulus demi mencegah shock berlebihan pasca brexit diperkirakan bisa menjaga imbal hasil SUN yang rendah.
Prospek pertumbuhan global yang lebih rendah pasca brexit juga berpeluang memaksa the Fed semakin menunda kenaikan FFR target berikutnya.