Bisnis.com, JAKARTA— Di luar ekspektasi pasar, Inggris Raya (UK) memutuskan untuk meninggalkan Uni Eropa akhir pekan lalu. Dampak negatifnya tentu ada dan diprediksi dapat terjadi secara tahunan.
Lantas, strategi apa yang sebaiknya digunakan di pasar saham terkait hal ini dan saham apa saja yang dijadikan pilihan?
Riset PT Mandiri Sekuritas menyatakan karena proses pemisahan masih berlangsung, dan dampaknya pada ekonomi UK dan Uni Eropa akan memakan waktu tahunan untuk rampung, Mandiri Sekuritas menyarankan investor untuk mengambil posisi hati-hati dan pencegahan menghadapi kemungkinan itu.
Sebelum voting Brexit dilakukan, beberapa tokoh pasar (IMF, Li Ka-shing, pemenang Nobel asal Inggris, dan 90% ekonomi asal Inggris, Presiden Obama, Janet Yellen, dan beberapa pihak lain) mengeluarkan peringatan mengerikan tentang dampak Brexit terhadap UK, Euro dan ekonomi global.
Namun, setelah hasil voting keluar, justru banyak ekonom yang menyatakan dampaknya hanya akan kecil dan sementara, setidaknya terhadap perekonomian Indonesia.
“Prediksi buruk itu memang baru akan terjadi JIKA ekonomi UK mengalami resesi. Namun, kami meyakini ada risiko bahwa ekonomi zona Euro dapat terpapar dampaknya juga. Hal lain juga dapat terjadi jika yen Jepang berlanjut terapresiasi dan melemahkan ekspor negeri Matahari Terbit tersebut, sehingga memicu resesi,” papar riset tersebut, Senin (27/6/2016).
Ketika dampak negatif Brexit baru dapat terjadi secara tahunan, biasanya pasar modal bereaksi lebih cepat daripada peristiwa aktualnya. Mandiri Sekuritas menilai ada tiga cara untuk mengendarai pusaran pasar saham yang disebabkan Brexit.
Pertama, investor dapat memegang saham perusahaan yang beban operasionalnya akan terpangkas depresiasi poundsterling UK dan/atau euro. “Kami memilih PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI, Rp4.150, SELL, TP Rp2.700) untuk kategori tersebut.”
Kedua, perusahaan yang memiliki belanja modal (capex) besar dalam denominasi pounds dan atau euro sehingga diuntungkan dengan depresiasi. Dalam kategori tersebut, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA, Rp468) dan pesanan pesawat barunya hampir terbagi dua yaitu Boeing dalam dolar AS dan Airbus dalam euro.
Terakhir, perusahaan penghasil emas akan diuntungkan dari rally yang diharapkan terjadi pada harga emas, Mansek memilih PT Aneka Tambang Tbk (ANTM, Rp730, NEUTRAL, TP Rp500) terutama karena kualitas manajemen dan likuiditas transaksi.
Mansek belum memasukkan nama perusahaan yang akan diuntungkan dari keuntungan valas secara substantial jika pounds dan/atau euro terdepresiasi secara material (misalnya, PT Holcim Indonesia TbkSMCB, Rp1.035, SELL, TP Rp900).
“Karena kami lebih memilih hedge kami untuk lebih kompetitif secara berkelanjutan dibandingkan dengan sekali waktu saja.”
Analis Mandiri Sekuritas John Rachmat menyatakan Mansek mengeluarkan PT Wijaya Karya Beton Tbk dan PT Astra Agro Lestari Tbk dari portofolio Top Picks untuk memberi tempat bagi saham Brexit-hedging yaitu MAPI dan ANTM.
Secara teknikal, analis teknikal Mansek Hadiyansyah mengatakan saham MAPI masih sideways dengan range perdagangan (supportresistance) jangka pendek Rp3.930-Rp4.290. Di sisi lain, saat ini saham ANTM masih berada pada tren bullish (naik) dengan support-resistance pada Rp680-Rp750.