Bisnis.com, JAKARTA— Pasar obligasi diprediksi bergerak flat hingga menguat terbatas pada perdagangan Senin (20/6/2016).
Maximilianus Nico Demus. L, Head of Fixed Income Division PT Indomitra Securities mengatakan pagi ini pasar obligasi di buka menguat dengan potensi flat hingga menguat terbatas. Adanya lelang pemerintah esokhari, akan menjadi penahan obligasi untuk menguat.
Adapun, sisi positif datang dari rupiah yang di buka Rp13.275, diikuti dengan harga minyak yang dibuka di US$48,29 per barel. Naiknya harga minyak dan menguatnya nilai rupiah tentu akan menjadi sisi positif bagi penguatan harga obligasi.
Di wilayah Asia, dolar juga terlihat melemah dengan mata uang Asia lainnya. Menurutnya, pagi ini para pelaku pasar dan investor akan cenderung menanti lelang yang diadakan esok hari di mana pemotongan BI rate akan menjadi katalis positif.
“Kami merekomendasikan hold hari ini, namun bagi para pelaku pasar dan investor yang ingin masuk dapat mengikuti lelang esok hari. Pasar obligasi memasuki masa konsolidasi, sehingga pergerakan harga akan cenderung flat,” kata Nico dalam risetnya, Senin (20/6/2016)
Pada sisi lain, imbal hasil obligasi Zona Amerika di tutup bervariasi. Kenaikkan imbal hasil terbesar ada di Colombia, dan penurunan imbal hasil terbesar ada di Brazil. Imbal hasil UST di tutup naik di 1,64. Dollar index ditutup turun di bandingkan hari sebelumnya menjadi 93,64.
Untuk imbal hasil Wilayah Zona Eropa di tutup bervariasi. Wilayah Asia Pasifik juga di tutup bervariasi, namun lebih di dominasi oleh kenaikkan imbal hasil di beberapa negara
.jpg?w=300&h=221)
