Bisnis.com, JAKARTA— Harga surat utang negara (SUN) diprediksi akan bergerak naik pada perdagangan Jumat (17/6/2016) setelah Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia secara tidak terduga menurunkan tingkat suku bunga acuan.
Analis fixed income PT MNC Securities I Made Adi Saputra mengatakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 15-16 Juni 2016 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 6,50%, dengan suku bunga Deposit Facility turun sebesar 25 bps menjadi 4,50% dan Lending Facility turun sebesar 25 bps menjadi 7,00%, berlaku efektif sejak 17 Juni 2016.
Bank Indonesia juga memutuskan BI 7-day (Reverse) Repo Rate turun 25 bps dari 5,50% menjadi sebesar 5,25% sejalan dengan rencana reformulasi suku bunga kebijakan yang telah diumumkan pada 15 April 2016.
“Keputusan tersebut kami perkirakan akan menjadi katalis bagi pergerakan harga SUN di pasar sekunder,” katanya dalam riset, Jumat (17/6/2016).
Selain itu, kenaikan harga pada perdagangan hari ini juga didukung oleh tingkat imbal hasil surat utang global yang kembali bergerak mencetak lever terendahnya pada perdagangan kemarin. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup pada level 1,59 setelah sempat menyentuh level terendahnya sejak tahun 2012 dibawah level 1,54%.
Adapun imbal hasil surat utang Jerman (Bund) juga ditutup dengan penurunan dibandingkan dengan posisi penutupan sebelumnya di level -0,02%.
Secara teknikal, harga SUN masih berada pada tren kenaikan, sehingga dalam jangka pendek pergerakan harganya masih berpeluang untuk mengalami kenaikan.
Dengan kombinasi beberapa faktor tersebut investor agar tetap mencermati arah pergerakan harga SUN dengan menerapkan strategi trading jangka pendek memanfaatkan momentum penurunan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia.
“Namun demikian kenaikan harga masih akan dibatasi oleh faktor eksternal, pergerakan nilai tukar rupiah serta jelang pelaksanaan lelang penjualan SUN pada pekan depan. Kami Merekomendasikan beli untuk seri FR0053, FR0065, FR0057 dan FR0067.”