Bisnis.com, JAKARTA – Harga CPO terpantau bergerak menguat pada awal perdagangan hari ini, Selasa (7/6/2016) menyusul prediksi penurunan persediaan minyak kelapa sawit Malaysia ke level terendah.
Kontrak berjangka CPO untuk Agustus 2016, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, pagi ini dibuka dengan kenaikan sebesar 0,38% atau 10 poin ke posisi 2.670 ringgit per ton. Harga CPO kemudian bergerak menguat sebesar 0,49% atau 13 poin ke level 2.673 ringgit per ton pada pukul 10.01 WIB.
Seperti diberitakan sebelumnya, persediaan minyak kelapa sawit di Malaysia, sebagai produsen kedua terbesar di dunia, diprediksi menyusut ke level terendah dalam dua tahun terakhir. Harga pun berpeluang mencapai level 2.900 ringgit per ton pada bulan ini.
Dua faktor utama yang mendorong harga ialah meningkatnya permintaan menjelang bulan Ramadan dan tingkat produksi yang belum pulih.
Median survei Bloomberg yang melibatkan 10 produsen, analis, dan pedagang memprediksi koreksi stok CPO Malaysia pada Mei 2016 sebesar 7,8% secara bulanan (mom) menuju 1,66 juta ton. Angka tersebut merupakan level terendah sejak Juni 2014.
Sementara tingkat produksi naik 3,8% (mom) menjadi 1,35 juta ton, melambat dari pertumbuhan Maret sebesar 17%. Kapasitas ekspor juga diperkirakan meningkat 14% (mom) menjadi 1,32 juta ton.
Survei juga memperkirakan impor CPO Negeri Jiran pada Mei turun 25% menjadi 50.000 ton. Adapun tingkat produksi di dalam negeri berkisar 210.000 - 280.000 ton.
Purushothaman Kumaran, Chief Financial Officer at IJM Plantations Bhd., mengatakan stok CPO menjelang Ramadan di Malaysia dan Indonesia yang menguasai 86% pasokan global diperkirakan bakal menurun karena meningkatnya permintaan. Selain itu, masalah El Nino masih membatasi kapasitas produksi di dua negara tersebut.
Setelah Ramadan, biasanya stok di negara-negara konsumen pun menurun, sehingga ekspor dari Indonesia dan Malaysia bakal meningkat.
Andrew Shipley, Principal Consultant EPC, menyampaikan berdasarkan data CIMB Bank Malaysia, stok CPO pada Mei turun 12% (mom) menuju 1,6 juta ton. Merosotnya persediaan disebabkan naiknya ekspor sebesar 13% (mom) dan pertumbuhan produksi yang lambat.
"Menurunnya stok mengurangi tekanan terhadap harga minyak sawit," paparnya dalam riset, seperti dikutip Bloomberg, Senin (6/6).
Menurut informasi, badan minyak sawit Malaysia Malaysian Palm Oil Board dijadwalkan akan merilis data resminya pada 10 Juni mendatang.
Pergerakan Harga CPO Kontrak Agustus 2016
Tanggal | Level | Perubahan |
7/6/2016 (Pk. 10.01 WIB) | 2.673 | +0,49% |
6/6/2016 | 2.660 | -0,23% |
3/6/2016 | 2.666 | +0,87% |
2/6/2016 | 2.643 | +1,73% |
1/6/2016 | 2.598 | -0,84% |
Sumber: Bloomberg