Bisnis.com, JAKARTA - Akhirnya, induk usaha Grup Bakrie, PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) mendapatkan restu pemegang saham untuk menerbitkan obligasi konversi demi mengurangi utang dengan mengganti menjadi kepemilikan saham.
Direktur Utama BNBR Bobby Gafur Umar mengatakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) perseroan menyetujui penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) senilai Rp990,69 miliar.
Manajemen BNBR melakukan restrukturisasi utang dengan mengonversi menjadi modal saham. Penerbitan saham baru berjumlah 19,81 miliar lembar itu dieksekusi pada harga Rp50 per lembar.
"Dengan persetujuan RUPSLB, perseroan akan segera melakukan penerbitan obligasi wajib konversi senilai Rp990,69 miliar," katanya usai RUPSLB di Hotel Manhattan, Jakarta, Kamis (2/6/2016).
Perseroan akan menerbitkan 19,81 miliar lembar saham baru atau 17,45% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Diharapkan, penerbitan obligasi wajib konversi itu akan membuat struktur permodalan perseroan semakin kuat.
Hingga 31 Maret 2016, total modal kerja bersih perseroan negatif Rp9,01 triliun. Liabilitas perseroan telah mencapai 141% dari aset induk Grup Bakrie tersebut.
Obligasi konversi itu akan dieksekusi pada harga Rp50 per lembar. Aksi korporasi itu membuat ekuitas perseroan membaik menjadi negatif RP2,84 triliun. Liabilitas juga berkurang 8,14% menjadi Rp11,17 triliun.
Nilai tiga terbesar pinjaman jangka pendek BNBR yang jatuh tempo tahun ini terdiri dari Credit Suisse AG, Singapore Rp1,15 triliun, Daley Capital Limited, Cayman Island Rp430,36 miliar, dan PT Interventures Capital Pte. Ltd., Singapore senilai Rp373,75 miliar.