Bisnis.com, JAKARTA - Kurs rupiah menembus Rp13.671 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Rabu (1/6/2016).
Data yang diterbitkan BI pada pagi ini menempatkan Jisdor pada Rp13.671 per dolar AS, terdepresiasi 0,41% atau 56 poin dari posisi Rp13.615 per dolar AS pada Selasa (31/5/2016).
Dalam risetnya, Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta memprediksi pelemahan kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, menghadapi indeks dolar AS yang kembali menguat.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan pelemahan dolar mulai pudar di pasar Asia, sejalan dengan penguatan harga minyak yang tertahan.
“Hari ini dengan indeks dolar yang kembali menguat, dan jika data Tiongkok buruk, rupiah bisa melemah lagi,” kata Rangga dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (1/6/2016).
Sementara itu indeks kepercayaan konsumen AS turun drastis, menandakan belum solidnya permintaan domestik.
Akan tetapi, ujarnya, harga rumah yang dilaporkan naik signifikan berhasil mendorong indeks dolar untuk tetap kuat, mendampingi ekspektasi kenaikan FFR target Juni 2016 yang saat ini masih tinggi.
Meski pagi ini dibuka negatif ke posisi 95,839, pelemahan indeks dolar AS berkurang tajam dengan pergerakan ke posisi 95.889 pada pukul 10.16 WIB.
Berdasarkan data badan statistik China hari ini, seperti dilansir Bloomberg, indeks manufaktur China untuk Mei 2016 berada di posisi 50.1, di antara arah ekspansi dan kontraksi, sementara indeks non-manufaktur turun ke posisi 53.1 di luar perkiraan. Di sisi lain, yuan diperdagangkan mendekati level terendah dalam lima tahun.
Pergerakan rupiah terpantau terus melemah sebesar 0,20% atau 27 poin ke 13.675 per dolar AS pada pukul 10.05 WIB di pasar spot, melanjutkan pelemahan sebelumnya.
Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor/Rupiah)
1 Juni | 13.671 |
31 Mei | 13.615 |
30 Mei | 13.641 |
27 Mei | 13.575 |
26 Mei | 13.615 |
Sumber: Bank Indonesia