Bisnis.com, JAKARTA - PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. mengestimasi transaksi penjualan lahan akan marka di paruh kedua tahun ini. Saat ini, perseroan tengah menjajaki penjualan lahan dengan sejumlah investor.
Budianto Liman, Direktur Utama Jababeka, mengatakan hingga kuartal I/2016 kinerja penjualan lahan perseroan masih loyo, sama dengan tren yang terjadi di industri. Permintaan lahan sepanjang tahun lalu menurutnya terbilang lemah sehingga berdampak pada tren penjualan di awla tahun ini.
"Tapi inquiry di kuartal pertam sudah meningkat meskipun dari segi transaksi belum sesuai dengan apa yang kami harapkan," jelasnya di Jakarta, Jumat (27/5/2016).
Colliers Intenational mencatat, per kuartal I/2016, penjualan lahan industri mencapai 19,39 hektare, tumbuh 11,75% dibandingkan dengan posisi kuartal IV/2015. Namun, penjualan turun 76,4% bila dibandingkan dengan posisi kuartal I/2015 sebesar 82,18 hektare.
Budianto mengungkapkan, dalam satu pekan mendatang perseroan berharap bisa menuntaskan transkaksi penjualan lahan sehingga di kuartal II/2016 perseroan bisa membukukan pendapatan prapanjuelan atau marketing sales dari lahan industri. "Paling besar nanti di semester kedua," ujarnya.
Tahun ini, perusahaan berkode emiten KIJA itu menargetkan penjualan lahan senilai Rp1,4 triliun. Jumlah ini disumbang dari penjualan lahan di Cikarang sebanyak Rp1,15 triliun dan Rp250 miliar dari penjualan di Kendal.
Di sisi lain, KIJA juga tengah mengajukan diri sebagai kawasan industri yang mendapat kemudahan investasi langsung konstruksi atau KLIK. Fasilitas ini memungkinkan investor bisa memulai konstruksi pabrik dengan hanya mengantongi izin prinsip dari Badan Koordinasi Penanaman Modal. Hingga April 2016, BKPM mencatat, ada 31 proyek sernilai Rp55,5 triliun yang mendapat fasilitas KLIK.