Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: Jatuh Di Awal Dagang, Didera Sentimen Bertubi-tubi

Harga minyak bergerak jatuh pada awal perdagangan hari ini, Kamis (19/5/2016) dipicu oleh beberapa sentimen negatif termasuk meningkatnya persediaan minyak mentah AS.
/Jibiphoto
/Jibiphoto

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak bergerak jatuh pada awal perdagangan hari ini, Kamis (19/5/2016) dipicu oleh beberapa sentimen negatif termasuk meningkatnya persediaan minyak mentah AS.  

Harga minyak WTI kontrak Juni jatuh sebesar 1,39% atau 0,67 poin ke US$47,52 per barel pada pukul 11.09 WIB setelah dibuka dengan pelemahan sebesar 0,66% atau 0,32 poin ke US$47,87 per barel.

Pada saat yang sama, patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak Juli juga anjlok sebesar 1,78% atau 0,87 poin ke US$48,06 per barel, melanjutkan pelemahan pada awal perdagangan ketika dibuka dengan penurunan sebesar 0,53% di level 48,67.

Seperti dilansir Reuters, harga minyak mentah bergerak jatuh pada awal perdagangan hari ini akibat terseret oleh kenaikan persediaan minyak mentah AS, penguatan dolar AS, dan peningkatan produksi dari Iran ke Eropa dan Asia.

Kedua kontrak berjangka tersebut sebelumnya sempat memecahkan rekor level tertingginya sepanjang tahun ini menyusul pemangkasan produksi di seluruh wilayah Amerika, Afrika, dan juga Asia.

Namun perjalanan penguatan tersebut berakhir setelah badan informasi energi AS, Energy Information Administration (EIA) merilis data yang menunjukkan peningkatan tidak terduga stok minyak mentah AS sebesar 1,31 juta barel.

"Kami mengira pasar minyak telah bergerak terlalu tinggi, terlalu jauh, dan terlalu cepat,” terang riset dari BNP Paribas.

Terlepas dari hal ini, menurut para analis, pelemahan harga minyak mentah didorong oleh rilis risalah rapat the Fed (Fed minutes) 26-27 April lalu, yang menyatakan bahwa bank sentral tersebut berkeinginan menaikkan tingkat suku bunga pada Juni nanti apabila data ekonomi terus menunjukkan perbaikan.   

Pernyataan tersebut telah memacu penguatan dolar AS dan membuat lebih tingginya nilai pembelian bahan bakar bagi negara-negara yang menggunakan mata uang lainnya. Pada akhirnya, hal ini berpotensi melekukkan permintaan akan komoditas tersebut.

Indeks dolar AS yang mengukur pergerakan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama tersebut masih terpantau menguat sebesar 0,13% atau 0,126 poin ke level 95,206 pada pukul 11.10 WIB, melanjutkan penguatan sebelumnya.

Di sisi lain, ekspor minyak mentah dari Iran melejit hampir 60% ke 2,1 juta bph pada Mei dibandingkan setahun sebelumnya, setelah sanksi terhadap negara tersebut dicabut Januari lalu.

Kendati harga minyak jatuh pada awal perdagangan hari ini, para analis melihat bahwa gangguan pasokan global masih tidak menentu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper