Bisnis.com, SURABAYA--Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidak menutup diri terhadap gagasan pembukaan bursa efek khusus di Jawa Timur.
Namun realisasi ide ini harus dikaji lebih mendalam guna memastikan urgensinya di lapangan. Dan yang pasti, harus dihitung pula cost and benefit-nya.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida berpendapat banyaknya perusahaan yang memiliki basis produksi di daerah tetapi berkantor pusat di Jakarta bisa jadi disebabkan mereka hendak mendekatkan diri dengan lantai BEI.
“Selama ini kan semua proses ada di Jakarta untuk listing di bursa, jadi cenderung bikin kantor pusat juga ke Jakarta. Jadi, pajak juga masuk ke Jakarta,” ujar dia di sela acara IPO Fair, di Surabaya, Jumat (29/4/2016).
Apabila dimungkinkan pelepasan saham perdana ke publik langsung di Jawa Timur diharapkan bisa menarik minat korporasi memarkaskan kantor pusatnya di provinsi ini. Efek dominopun terjadi berupa masuknya pundi-pundi pajak untuk daerah.
Menurutnya dapat dipertimbangkan untuk membuka bursa efek tersendiri di Jawa Timur jika memang emiten merasa repot harus listing di Jakarta. Sejauh mana kebutuhan untuk ini, OJK berpendapat sekarang belum terlalu dibutuhkan.
“Pasti dilihat cost and benefit. Sekarang bursa digabung karena waktu itu emiten yang terdaftar di Surabaya dan Jakarta hampir sebagian sama, jadi mereka bayar dua kali cost leih tinggi. Jadi enggak efisien dan jadi beban bagi mereka,” kata Nurhaida.
