Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penaikan Harga Gas dan Pelemahan Rupiah Pukul Penjualan Arwana Keramik 2015

Penjualan bersih PT Arwana Citramulia Tbk. pada tahun buku 2015 dilaporkan menyusut 20% dibandingkan dengan penjualan pada 2014 menjadi Rp1,29 triliun.
Pabrik keramik Arwana Citra Mulia Tbk/Bisnis.com
Pabrik keramik Arwana Citra Mulia Tbk/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Penjualan bersih PT Arwana Citramulia Tbk. pada tahun buku 2015 dilaporkan menyusut 20% dibandingkan dengan penjualan pada 2014 menjadi Rp1,29 triliun.

Corporate Secretary PT Arwana Citramulia Tbk. (ARNA) Rudy Sujanto membenarkan hal tersebut dan telah dilaporkan berdasarkan RUPS yang telah digelar perusahaan pada Rabu (27/4/2016) di Plant 2, Cikande, Serang.

Menurutnya, perusahaan juga telah melaporkan kinerja keuangan Kuartal I kepada Bursa Efek Indonesia pada Senin (25/4). “Penjualan bersih ARNA tahun 2015 dibukukan Rp1.291,92 miliar, atau turun sebesar 20% dibandingkan dengan 2014,” ucapnya dalam keterangan resmi yang diterima, Jumat (29/4/2016).

Menurutnya, penurunan penjualan bersih ini disebabkan oleh melemahnya daya beli masyarakat. Adapun, laba bersih perusahaan pada 2015 dibukukan sebesar Rp69,78 miliar, turun sebesar 73% dibandingkan dengan laba bersih pada 2014 sebesar Rp259,30 miliar.

“Tidak tercapainya kinerja keuangan disebabkan oleh kenaikan-kenaikan harga barang modal seperti gas alam dan bahan glasur yang terkait dengan melemahnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika, dan beberapa faktor pengganda,” ucapnya.

Adapun faktor pengganda yang dimaksud adalah penaikan tarif dasar listrik pada 2015 sebesar 37%, penaikan biaya tetap produksi yang disebabkan penyesuaian produktivitas terhadap penurunan daya beli masyarakat, dan penaikan biaya penjualan dikarenakan peningkatan biaya pengiriman akibat penaikan harga BBM.

Meski demikian, lanjutnya, adanya penurunan pada kinerja perusahaan tidak menghentikan komitmen perusahaan dalam membayar dividen.

“Pada tahun buku 2015, perusahaan membagikan dividen sebesar 53% dari laba bersih tahun 2015, yaitu sejumlah Rp5 per lembar saham yang pada 2014, perusahaan membagikan dividen sebesar 34% dari laba bersih, yaitu sejumlah Rp12 per lembar saham,” ucapnya.

Dia mengklaim kinerja perusahaan juga mulai membaik pada awal 2016. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan sebesar 15% pada volume penjualan kuartal I/2016 dibandingkankan dengan periode yang sama 2015. Sementara itu, laba bersih kuartal I/2016 bila dibandingkan dengan periode yang sama 2015, terjadi penurunan 42%.

Namun, bila dibandingkan dengan kuartal IV/2015, terjadi pertumbuhan laba bersih sebesar 38%. Secara marjin juga bertumbuh dari 5% pada kuartal IV/2015, menjadi 6% pada kuartal I/2016. “Kenaikan ini terjadi karena adanya efisiensi pada harga pokok penjualan [HPP] sebesar 3% dan efisiensi pada biaya Penjualan sebesar 24% dikarenakan penurunan harga Solar.”

Dia juga yakin ARNA masih optimistis kinerja pada tahun ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya. Hal ini didukung oleh penurunan HPP dan kenaikan volume penjualan yang ditopang oleh ekonomi 2016 yang lebih baik. “Selain itu program pembangunan satu juta unit rumah rakyat juga menopang pertumbuhan konsumsi keramik tahun ini,” ucap Edy.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper