Bisnis.com, JAKARTA— Harga surat utang negara (SUN) pada perdagangan hari ini diprediksi masih akan bergerak bervariasi dengan kecenderungan menurun menjelang pelaksanaan lelang SUN dan pelaksanaan rapat dewan gubernur bank sentral Amerika Serikat.
Analis fixed income PT MNC Securities I Made Adi Saputra mengatakan pada Selasa (26/4/2016) pemerintah berencana untuk mengadakan lelang penjualan SUN dengan target indikatif penerbitan senilai Rp12 triliun dari 5 seri SUN yang ditawarkan. Menjelang lelang, harga SUN cenderung bergerak terbatas dengan kecenderungan mengalami penurunan mengingat investor berharap untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi melalui lelang.
Sementara itu dari pelaksanaan rapat the Fed pada Selasa dan Rabu waktu setempat, diperkirakan tingkat suku bunga acuan (fed fund rate) masih akan dipertahankan pada kisaran 0,25% - 0,50% meskipun beberapa anggota Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika menyatakan terbuka peluang kenaikan FFR di bulan April.
Menurutnya, kondisi tersebut akan mempengaruhi investor yang akan cenderung menahan diri untuk melakukan transaksi hingga berakhirnya pelaksanaan FOMC Meeting.
Adapun, secara teknikal, imbal hasil SUN mulai menunjukkan sinyal penurunan dengan harga SUN yang menjauhi area jenuh beli.
“Kondisi tersebut akan membuka peluang terjadinya koreksi harga SUN di pasar sekunder terlebih apabila nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan hari ini kembali mengalami pelemahan,” katanya dalam riset, Senin (25/4/2016).
Dengan kondisi tersebut. Investor disarankan untuk tetap mencermati arah pergerakan harga SUN dengan melakukan strategi trading jangka pendek di tengah harga SUN yang bergerak berfluktuasi. “Kami masih merekomendasikan jual untuk seri FR0036, FR0034, FR0053 dan FR0061. Adapun untuk opsi jual di saat harga naik (Sell on Strength) kami sarankan untuk seri FR0063 dan FR0044.”
Untuk diketahui, pemerintah akan melakukan lelang SUN dalam mata uang rupiah untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2016 pada Selasa (26/4/2016) Target indikatif penerbitan melalui lelang senilai Rp12 triliun dengan jumlah maksimum penerbitan senilai Rp18 triliun.