Bisnis.com, JAKARTA - Emiten jasa transportasi darat, PT Express Transindo Utama Tbk akan menurunkan rencana belanja modal tahun ini menjadi Rp200 miliar--Rp300 miliar seiring persaingan industri yang makin ketat.
Direktur Komersial & Pengembangan Bisnis Express, David Santoso, mengatakan persaingan yang tidak sehat di industri jasa transporatasi darat membuat perseroan menahan diri untuk melakukan ekspansi.
"Kami defense dulu deh, kami lebih ingin perbaiki layanan," jelasnya di Jakarta, Rabu (23/3/2016).
Dia menjelaskan, perseroan tidak mampu bersaing dengan layanan taksi berbasis aplikasi seperti Uber dan Grab Car selama tidak ada perlakuan yang sama. Dia menjelaskan, Uber dan Grab Car tidak memiliki izin penyelenggaraan transportasi darat sebagaimana diharuskan dalam UU No. 22 Tahun 2009.
Di samping itu, dua layanan transportasi berbasis aplikasi itu menurut David bisa menyesuaikan tarif tanpa terikat atura seperti halnya taksi reguler. Adapun, penentuan tarif taksi reguler ditentukan oleh pemerintah daerah untuk tarif atas sedangkan tarif bawah ditentukan oleh Organda.
"Kami pasti bisa bersaing kalau ada level playing field yang sama," ujar David.
Kendati bersikap defensif, tahun ini perusahaan berkode emiten TAXI itu akan meremajakan sekitar 1.000 armada. Express juga akan menambah kapasitas armada yang bisa terhubung dengan aplikasi pemesanan taksi My Trip yang dikembangkan perseroan.
Saat ini, jumlah armda yang sudah terhubung dengan My Trip mencapai 2.000 armda dan ditargetkan menjdi 4.000 pada akhir April 2016. Secara bertahap jumlahnya akan ditambah hingga 10.000 di akhir 2016. "Masangnya memang gak lama karena kami pasang tablet 7 inchi di mobil, bukan smartphone," jelas David.