Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDEKS EIDO: Anjlok, Investor AS Soroti Kinerja Emiten Batu Bara

Indeks harga saham emiten asal Indonesia yang diperdagangkan di bursa Amerika Serikat I Shares MSCI Indonesia ETF (EIDO) pada perdagangan Selasa atau Rabu pagi melemah.
Batu bara/Bisnis-Rahmatullah
Batu bara/Bisnis-Rahmatullah

Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham emiten asal Indonesia yang diperdagangkan di bursa Amerika Serikat I Shares MSCI Indonesia ETF (EIDO) pada perdagangan Selasa atau Rabu pagi melemah.

Indeks tertekan sejumlah saham batu bara.

Indeks EIDO pada penutupan perdagangan Selasa (15/3/2016) anjlok  1,26% ke23,59.

Pelemaha EIDO terjadi saat bursa AS indeksnya berfluktuasi. Dow Jones di bursa AS naik 0,13% ke 17.251,53. Sementara itu indeks S&P500 di bursa AS melemah 0,18% ke 2.015,93.

Masa jaya komoditas batu bara tampaknya belum menggeliat kembali pada tahun ini, meski harga minyak mentah mulai merangkak naik.

Sejumlah perusahaan batu hitam itu harus tetap mengencangkan ikat pinggang agar pundi-pundi keuntungan tidak tertekan.

Tujuh dari 21 perusahaan tambang batu bara yang melantai di pasar modal di Indonesia telah melaporkan kinerja keuangan periode 2015.

Pendapatan yang diraup emiten tambang batu bara rata-rata terkoreksi 15,14% dengan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk ambruk 26,19% year-on-year.

Penurunan pendapatan terdalam hingga 22,2% menjadi US$353,18 juta, harus dialami oleh PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) milik taipan Eka Tjipta Widjaja dari Grup Sinarmas. Sedangkan, laba bersih emiten yang baru saja mengakuisisi Asia Resources Minerals Plc. (ARMS) sebagai pemilik PT Berau Coal Energy Tbk. (BRAU), juga menjadi penurunan terdalam hingga 81,37% menjadi US$2,01 juta.

Sebaliknya, PT Baramulti Suksessarana Tbk. (BSSR) menjadi emiten tambang batu bara paling moncer tahun ini ditengah tekanan harga komoditas yang dalam. Pendapatan BSSR melonjak 19,3% menjadi US$259,02 juta dengan laba bersih melesat 938,19% ke US$26,37 juta.

Direktur Utama Baramulti Suksessarana Henry Angkasa mengatakan perusahaan tambang batu bara yang dapat bertahan dari tekanan rendahnya harga komoditas saja patut disyukuri. Tidak  sedikit perusahaan tambang batu bara yang harus gulung tikar dan beralih ke lini bisnis lain.

"Dalam kondisi tidak bagus, setidaknya bisa survive dengan efisiensi. Itu sudah bersyukur," katanya saat berbincang dengan Bisnis.com, Selasa (15/3/2016).

 

Saham penekan indeks berdasarkan %: 

ADRO

-5,41%

ARNA

-4,03% 

PTBA

-3,91% 

ITMG

-3,70%

  

Saham pendorong indeks berdasarkan %:

  

SRIL

+6,02%

LPCK

+4,41% 

MDLN

+4,22% 

RALS

+3,40%

 

 

Sumber: Bloomberg, 2016

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper