Bisnis.com, JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mementau pergerakan saham PT Express Transindo Utama Tbk menyusul peningkatan harga dan aktivitas saham yang di luar kebiasaan atau unusual market activit (UMA).
Dalam keterangan tertulis, Senin (14/3/2016), otoritas bursa tengah mencermati perkembangan pola transaksi saham. BEI menghimbau investor untuk memperhatikan jawaban manajemen TAXI atas konfirmasi bursa.
"Investor diharapkan untuk mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi," tulis pejabat BEI.
Pada perdagangan hari ini, saham TAXI ditutup ditutup di harga Rp208 atau naik 29,19% dari harga penutupan sebelumnya. Berdasarkan data Bloomberg, dalam sebulan terakhir harga saham TAXI memang merangkak naik dari Rp93 di 16 Februari lalu menjadi Rp208 pada hari ini.
BEI menekankan, pengumuman UMA ini tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap aturan pasar modal.
Sebelumnya, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat surat utang TAXI menjadi idA- dengan prospek negatif. Peringkat dan prospek ini berlaku
untuk periode 8 Maret 2015-1 Maret 2017.
Lembaga pemeringkat Fitch Rating juga menurunkan peringkat surat utang domestik TAXI dari A(idn) menjadi 'A-(idn) dengan prospek dari negatif.
Analis Fitch, Bernard Kie, mengatakan penurunan peringkat tersebut mencerminkan perubahan pada industri taksi di Indonesia di mana jasa transportasi berbasis aplikasi ponsel kian marak.
"Peningkatan kompetisi telah mempengaruhi profil keuangan dan mengurangi daya tarik dari model bisnis berbasis kemitraan milik Express," jelasnya dalam keterangan tertulis.
Namun, di sisi lain, Bernard menilai likuiditas TAXi masih memadai untuk jangka pendek hingga menengah. Terlabih, TAXI berencana menjual aset lahan seluas 10,4 hektare tahun ini. Per September 2015, Express memiliki kas sebesar Rp43 miliar dan fasilitas modal kerja sebesar Rp223 miliar.