Bisnis.com, JAKARTA- Bloomberg Dollar Index mengemukakan pada Jumat (4/3/2016) rupiah dibuka menguat 80 poin atau 0,6% ke Rp13.152/US$.
Pada pk. 08.05 WIB, rupiah menguat 69 poin atau 0,52% ke Rp13.163.
Rupiah ditutup menguat 69 poin atau 0,52% ke Rp13.232 per dolar AS pada perdagangan Kamis (3/3/2016).
Aliran modal yang semakin deras ke pasar finansial Indonesia mendorong rupiah ke titik terkuat sejak Juni 2015. Aktivitas investor asing hari ini membawa Rp980 miliar ke bursa saham Jakarta dan menekan yield obligasi pemerintah bertenor 10 tahun turun 10 bps ke 8,006%.
Laju penguatan rupiah hanya kalah dibandingkan dengan won Korea Selatan yang terapresiasi 1,04% dan ringgit yang menguat 0,79% di pasar valas Asia.
Bagaimana pergerakan rupiah selanjutnya? Ikuti lajunya secara live hingga penutupan.
Pergerakan Rupiah di Bloomberg Dollar Index
Tanggal | Level (Rp/US$) | Perubahan (%) |
3/3/2016 | Rp13.232 | +0,52% |
2/3/2016 | Rp13.301 | +0,34% |
1/3/2016 | Rp13.347 | +0,21% |
29/2/2016 | Rp13.375 | +0,05% |
26/2/2016 | Rp13.382 | +0,23% |
Sumber: Bloomberg
Rupiah menguat 100 poin atau 0,76% ke Rp13.132 per dolar AS di penutupan pasar spot.
Harga jual dan beli dolar di tiga bank, Jumat (4/3/2016)
Bank | Pk. WIB | Beli (Rp/US$) | Jual (Rp/US$) |
Mandiri | 10.39 | 13.130 | 13.165 |
BNI | 08.12 | 13.020 | 13.300 |
BCA | 13.33 | 13.093 | 13.113 |
Sumber: Masing-masing laman perbankan, 2016
Rupiah diperdagangkan menguat 101 poin atau 0,76% ke Rp13.131 per dolar AS di akhir perdagangan sesi I bursa.
Komitmen PT Pertamina (Persero) menurunkan harga BBM jenis premium membuat rupiah menguat semakin tajam pada Jumat (4/3/2016).
Data Bank Indonesia menunjukkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) terapresiasi 101 poin atau 0,76% ke Rp13.159 per dolar AS, level terkuat sejak 22 Mei 2015.
“Efek negatif dari kenaikan laju inflasi pada Februari naik sepertinya mulai tertutupi oleh ekspektasi inflasi yang turun menyusul rencana Pertamina memangkas harga Premium pada April,” kata Rangga Cipta, Ekonom Samuel Sekuritas.
Pertamina dikabarkan menyatakan siap menurunkan harga premium ke bawah Rp5.000 per lilter pada April kepada anggota dewan di dalam rapat tertutup dengan Komisi VIII DPR.
Kabar tersebut memperkuat ekspektasi inflasi rendah sepanjang 2016 di tengah harapan pemangkasan BI Rate lebih rendah. Aliran masuk modal asing ke Bursa Efek Indonesia telah mencapai Rp3,48 triliun pada 2016, sedangkan yield SUN bertenor 10 tahun hari ini kembali merosot ke bawah 8%, turun 3 bps ke 7,981%.
Rupiah juga masih terdorong oleh sentimen positif dari pergerakan harga minyak mentah di pasar global. Minyak jenis Brent meneruskan reli 4 hari dengan penguatan 0,51% ke US$37,26 per barel pad apukul 10.03 WIB.
Seusai rapat dengan Pertamina, Wakil Ketua Komisi VII DPR Mulyadi mengatakan harga premium akan turun pada 1 April 2016 di bawah Rp 5.000 per liter
Rupiah bergerak menguat 79 poin atau menguat 0,6% ke Rp13.153 per dolar AS pada pukul 09.50 WIB dan telah menguat 4,78% sepanjang 2016.
Rupiah bergerak menguat 66 poin atau 0,5% ke Rp13.166 per dolar AS setelah bursa saham dibuka.
Bloomberg Dollar Index mengemukakan pada Jumat (4/3/2016) rupiah dibuka menguat 80 poin atau 0,6% ke Rp13.152/US$.
Pada pk. 08.05 WIB, rupiah menguat 69 poin atau 0,52% ke Rp13.163.
Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Jumat (4/3/2016) masih ditopang sejumlah sentimen positif.
“Faktor global, kenaikan harga minyak serta pelemahan idneks dolar, berpeluang menjaga sentimen positif terhadap rupiah serta pasar keuangan Indonesia,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Jumat (4/3/2016).
Dikemukakan efek negatif dari inflasi Februari 2016 yang naik, sepertinya mulai tertutupi oleh ekspektasi inflasi yang turun menyusul rencana Pertamina memangkas harga premium pada April 2016.
“Dalam jangka panjang akan mendukung penguatan rupiah lebih lanjut. Cadangan devisa ditunggu, kemungkinan bisa turun tipis,” kata Rangga.
Sementara itu, ujarnya, minyak melanjutkan penguatan, dan indeks dolar index turun tajam.
Harga minyak lanjutkan penguatan dan diikuti oleh penguatan S&P 500 di bursa AS, serta pelemahan indeks dolar index.
Pelemahan indeks dolar juga menekan imbal hasil US Treasury, setelah indeks nonmanufaktur AS juga turun mengikuti indeks manufaktur yang melemah kemarin.
“Malam nanti penting ditunggu angka pertambahan tenaga non-pertanian AS yang diperkirakan naik tipis,” kata Rangga.
Kemarin, ujarnya, rupiah melanjutkan penguatan sejalan dengan pelemahan dolar di Asia. Penguatan tersebut bersamaan dengan penguatan indeks harga saham gabungan dan surat utang negara (SUN).
Indeks dolar Amerika Serikat menutup perdagangan Kamis atau Jumat pagi WIB melemah signifikan, hingga harus meninggalkan level 98.
Indeks dolar AS pada pada penutupan perdagangan Kamis (4/3/3016) melemah 0,63% ke level 97,592.
Kurs dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya di perdagangan New York, karena data ekonomi yang keluar dari negara itu secara keseluruhannya negatif.
Dalam pekan yang berakhir 27 Februari, Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis seperti dikutip Antara, merilis klaim pengangguran awal yang mencapai 278.000, atau meningkat 6.000 dari revisi minggu sebelumnya. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan pasar.
Indeks non-manufaktur AS tercatat 53,4% pada Februari, lebih rendah dari angka Januari yang berada di 53,5%, seperti dirilis lembaga riset Institute Supply Management (ISM), Kamis.
Sementara itu, investor sedang menunggu laporan data penggajian nonpertanian AS yang akan dirilis pada Jumat.
Posisi indeks dolar AS