Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah mengalami penguatan akibat dorongan berbagai sentimen positif seperti kenaikan harga minyak, penguatan hubungan bilateral Indonesia dengan Iran, dan penguatan belanja domestik akibat penurunan suku bunga.
Pada perdagangan Selasa (1/3), rupiah ditutup menguat 28 poin atau 0,21% ke level Rp13.347 per dolar AS. Sampai pukul 17:00 WIB, terlihat 9 mata uang Asia Pasifik menghijau, sedangkan tiga lainnya merosot.
Jameel Ahmad, Chief Market Analyst FXTM menuturkan, pelemahan harga minyak WTI turut berimbas menekan mata uang Garuda. Namun, investor masih bereaksi positif terhadap penurunan suku bunga BI baru-baru ini.
Dengan semakin meredanya inflasi dan pertumbuhan domestik bruto atau PDB, dia menyakini BI akan kembali melakukan pemotongan suku bunga.
Pasar juga memandang hubungan bilateral dengan Iran sebagai langkah positif. Pasalnya, aktivitas ekonomi domestik dapat terdorong di tengah anjloknya harga komoditas.
Menurutnya, sentimen investor asing terhadap Indonesia akan semakin baik bila pemerintah mampu melonggarkan beleid investasi asing langsung.
"Banyak kritik yang mengecam struktur regulasi di Indonesia yang dapat membuat para investor enggan berinvestasi di negara ini," ujarnya melalui siaran pers, Selasa (1/3/2016).
Dia menambahkan pemberian stimulus untuk meningkatkan ekonomi dalam negeri kemungkinan memperbaiki sentimen investor terhadap IDR dalam jangka pendek.
Namun, penyederhanaan peraturan untuk menarik modal asing ke Indonesia diperlukan untuk memperbaiki sentimen dalam jangka yang lebih panjang.