Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA SAHAM 29 FEBRUARI: IHSG Ditutup Menguat 0,8% ke 4.770,96.

Indeks harga saham gabungan mengakhiri sesi I dengan penguatan 0,49% atau 23,00 poin ke level 4.756,13. Bagaimana pergerakan IHSG selanjutnya? Ikuti lajunya secara live hingga penutupannn
Ilustrasi/Bisnis-Rahmatullah
Ilustrasi/Bisnis-Rahmatullah
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan mengakhiri sesi I dengan penguatan 0,49% atau 23,00 poin ke level 4.756,13.

Saat dibuka, IHSG naik 0,11% atau 5,15 poin ke level 4.738,29

Pasar menunggu rilis data inflasi Februari di awal bulan, di samping menyoroti hasil pertemuan G20.

Bagaimana pergerakan IHSG selanjutnya? Ikuti lajunya secara live hingga penutupan.

 

16:08 WIB
Pukul 16.00 WIB IHSG Ditutup Menguat 0,8% ke 4.770,96.

IHSG memperpanjang reli menjadi 4 hari, ditutup menguat 0,8% atau 37,81 poin ke level 4.770,96.

12:08 WIB
Pukul 12.00 WIB: Akhir Sesi I, IHSG Naik 23 Poin ke 4.756,13

IHSG mengakhiri sesi I dengan penguatan 0,49% atau 23,00 poin ke level 4.756,13.

10:59 WIB
Pukul 10.46 WIB: Bursa Asean Variatif, IHSG Kembali Menguat ke 4.750,12

IHSG bergerak menguat 0,36% atau 16,97 poin ke level 4.750,12 pada pukul 10.46 WIB. Pada sekitar waktu yang sama, indeks bursa Asia Tenggara bergerak variatif.

Indeks Straits Times bergerak menguat 0,28%, KLCI Malaysia turun 0,29%, SET Thailand turun 0,31%, sedangkan PSEi Filipina menguat 0,49%.

10:27 WIB
Bursa China Ganjal Penguatan IHSG

Indeks harga saham gabungan berfluktuasi di awal perdagangan Senin (29/2/2016), bergerak antara sentimen positif dari kinerja emiten dan tekanan dari pergerakan saham di China.

IHSG dibuka menguat 0,11% atau 5,15 poin ke level 4.738,29 kemudian semakin menanjak ke level 4.746,68 pada pukul 09.11 WIB, naik 0,29% atau 13,54 poin. Namun, IHSG telah berbalk melemah 0,16% atau 7,49 poin ke level 4.725,66 pada pukul 09.38 WIB.

”IHSG memiliki peluang ditutup menguat hari ini, melihat EIDO yang menguat tipis dan bursa regional yang bergerak menguat,” papar Tim Riset Samuel Sekuritas.

Bursa regional bergerak variatif. Nikkei 225 bergerak menguat 0,39%, Hang Seng turun 0,84%, Kospi naik 0,02%, sedangkan Straits Times turun 0,23%.

Sentimen negatif utama yang menahan pergerakan indeks di Asia adalah pergerakan saham di bursa China. Indeks Shanghai pagi ini sempat jatuh hingga 4,44% ke level terendah 15 bulan.

Indeks EIDO, yang mengukur pergerakan future atas beberapa emiten IHSG, ditutup menguat 0,09% pada akhir pekan lalu. Investor di Amerika Serikat mengincar saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang telah mengumumkan alokasi Rp1,36 triliun untuk buyback 112 juta lembar saham.

“Ekspektasi IHSG bergerak menuju level 4.800 semakin kuat. Kinerja emiten adalah sentimen positif utama yang mendorong IHSG rebound,” kata Tim Riset NH Korindo Securities.

PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) adalah emiten besar terakhir yang mengumumkan kinerja pada pekan lalu. Laba bersih ADHI naik 40,9% ke Rp463,68 miliar.

Dari 527 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, sebanyak 100 saham menguat, 69 saham melemah, dan 358 saham stagnan.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) adalah penekan utama IHSG dengan pelemahan 0,53%. ITMG meneruskan penguatan tajam, bergerak naik 9,65% setelah melonjak 19,91%.

Dari 9 indeks sektoral IHSG, sebanyak 4 indeks sektoral menguat dan 5 indeks sektoral melemah. Indeks sekgor agribisnis menguat paling tajam dengan kenaikan lebih dari 1,1%.

Indeks Bisnis27 dibuka menguat 0,33% atau 1,34 poin ke level 405,27. Pada pukul 09.11 WIB, Bisnis27 bergerak menguat 0,57% atau 2,29 poin ke level 406,22.

09:57 WIB
Pk. 09.38 WIB: IHSG Berbalik Melemah 7,49 Poin ke 4.725,66

IHSG telah berbalk melemah 0,16% atau 7,49 poin ke level 4.725,66

08:47 WIB
Pukul 08.55 WIB: IHSG Dibuka Naik 5,15 Poin ke 4.738,29

IHSG masih bertahan menguat di pembukaan perdagangan minggu ini, naik 0,11% atau 5,15 poin ke level 4.738,29

08:25 WIB
Analis: Potensi Penguatan IHSG Sangat besar

Reliance Securities mengemukakan bila dilihat dari analisa teknikal, indeks harga saham gabungan break out resistance MA7 setelah indikator stochastic terlihat golden-cross terkonfirmasi pada area jenuh jual.

Dengan kondisi demikian, peluang penguatan IHSG sangat besar hingga menguji upper bollinger bands di level 4.800.

“IHSG diperkirakan melanjutkan penguatan di awal pekan dengan range pergerakan 4.665-4.800,” tulis Reliance dalam risetnya.

Saham-saham yang dapat diperhatikan pada perdagangan hari ini, Senin (29/2/2016), a.l. ACES, BBRI, BDMN, BMRI, CPIN, CTRP, ICBP, WIKA, dan ROTI.

Pada perdagangan akhir pekan lalu, IHSG ditutup menguat 74,83 poin atau sebesar 1,6% di level 4.733,15 dengan volume yang relatif moderat.

Investor asing pun tercatat net buy Rp152,92 miliar.

Sentimen selanjutnya di pekan ini, diantaranya indeks produksi industrial, penjualan ritel dan pembelian rumah di Jepang serta tingkat inflasi di zona Eropa

08:23 WIB
Pk. 08.14 WIB: Bursa Kospi naik 6,1 Poin, Nikkei Menguat 201,11 Poin

Bursa Jepang menguat signifikan, dan bursa Korsel pagi ini juga positif.

Indeks Nikkei 225 di Jepang naik 1,24% atau 201,11 poin ke 16.389,52, dan Topi menguat 1,28% ke 1.328,03 pada pk. 07.54 WIB.

indeks Kospi pada pada pk. 08.14 WIB naik 0,32% atau 6,1 poin ke 1.926,26.

08:05 WIB
Pasar Soroti Hasil Pertemuan G20

Negara-negara anggota G20 mencapai sederet kesepakatan mulai dari percepatan reformasi struktural, menjalin keterbukaan kebijakan, hingga mengevaluasi ulang kebijakan suku bunga negatif dan pemberian stimulus ekonomi.

Sesuai dengan perkiraan para investor. Pasalnya, hingga akhir pertemuan, para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 jus tru tidak memasukkan agenda penambahan stimulus dalam kesimpulan akhir.

Dalam pertemuan yang digelar pada 26-27 Februari, para pejabat G20 tidak menemukan kesamaan pemikiran terkait dengan pemberian stimulus.

Hal ini memicu kekhawatiran para investor akan kondisi yang tak berubah di pasar selama beberapa waktu ke depan. Pasalnya, dengan tak adanya kesimpulan terkait penambahan stimulus, para investor yakin, Jepang dan Uni Eropa hanya akan menambahkan sedikit stimulus pada Maret.

Kondisi ini tentu saja tak sesuai dengan ekspektasi dari para investor yang menginginkan ada nya skema stimulus yang besar. Ter lebih, Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) dan Bank Sentral Inggris (Bank of England/BOE) memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya secara lebih ketat.

“Tampaknya data ekonomi di se jumlah negara akan menjadi tulang punggung untuk menstabilkan sentimen pasar, setelah topik penerbitan stimulus tidak menjadi bahasan penting di G20,” tulis ekonom di Barclays dalam risetnya, merujuk pada tidak adanya kesimpulan terkait penerbitan stimulus.

Salah satu negara yang tegas menolak pemberian stimulus tambahan adalah Jerman. Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble mengatakan, Negeri Panser itu tidak tertarik kepada stimulus baru dan dengan tegas menolak pemberian stimulus tersebut. Model pertumbuhan ekonomi Uni Eropa yang dibiayai dari utang telah mencapai batas maksimalnya.

“Hal ini bahkan menyebabkan masalah baru, meningkatkan utang, menyebabkan gelembung dan pengambilan risiko berlebihan,” katanya.

Kondisi ini seakan-akan sesuai dengan ucapan Gubernur BOE Mark Carney. Dia menyatakan bahwa pertemuan G20 ini hampir pasti tidak akan menghasilkan pembahasan dan kesimpulan yang sesuai dengan perkiraan pasar.

Ekonom senior ANZ David Cannington bahkan juga menyatakan hal yang sama sebelum pertemuan G20 ini mengumumkan hasil kesimpulannya. Dia melihat, pertemuan G20 memiliki sejarah panjang yang mengecewakan. Para analis, menurutnya, masih pesimistis dengan kemungkinan pertemuan itu akan menghasilkan keputusan yang memuaskan.

“Pasalnya dalam pertemuan ini, selama ini terdapat banyak kepentingan global yang justru didominasi oleh kepentingan kelompok,” katanya, Jumat (26/2/2016).

SEPAKATI KOLEKTIVITAS

Dalam kesimpulan akhir pertemuannya, menteri keuangan dan gubernur bank sentral anggota G20 merilis serangkaian isu yang berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi global. Isu-isu tersebut a.l. capital outflow yang sulit dikendalikan, penurunan tajam harga komoditas dan potensi krisis akibat rencana keluarnya Inggris dari Uni Eropa (British Exit/Brexit).

“Pemulihan global akan terus berlangsung. Namun juga berpotensi berada di bawah target dan ambis kita, karena banyak hal tak terduga terjadi di masa depan,” tulis para pejabat dalam keterangan resminya, Sabtu (27/2/2016).

Selain itu, para anggota G20 ini juga mengungkapkan, dengan kebijakan moneter yang tepat dan saling terkoordinasi, stabilitas perekonomian akan terjaga.

Namun, para pejabat juga menegaskan, kebijakan moneter saja tidak akan cukup. Pemerintah tentunya membutuhkan sejumlah dukungan lain dari sektor swasta untuk menciptakan iklim ekonomi yang baik.

Sementara itu, selain China, kawasan Eropa diproyeksikan menjadi perhatian utama negara-negara dunia pada tahun ini. Ancaman Brexit dan meningkatnya jumlah imigran di kawasan tersebut, dinilai menjadi isu penting secara internasional.

“Isu Brexit menurut kami akan mengancam keamanan nasional dan keamanan ekonomi bagi, Eropa, Inggris dan Amerika Serikat (AS) sendiri,” kata Menteri Keuangan AS Jack Lew, Sabtu (27/2/2016).

Untuk itu para menteri anggota G20 sepakat menggunakan semua alat baik kebijakan moneter, fiskal, dan struktural baik secara terbuka kolektif untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu, mereka juga menyepakati, reformasi struktural akan membuat negaranegara menjadi lebih lentur dalam menghadapi gejolak
ekonomi global.

Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde mengatakan, adanya urgensi baru dalam pertemuan G20 ini. Menurut dia, kesepakatan negara-negara untuk lebih terbuka terkait dengan kebijakan moneter dan fiskalnya, dapat menipiskan risiko gagalnya negara-negara keluar dari krisis.

“Mereka telah berhasil membuat janji untuk berkonsultasi lebih erat di pasar valuta asing,” katanya.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengharapkan, negara G20 dalam tempo dekat dapat mengimplementasi kerja sama perpajakan internasional. Menkeu menyoroti kebijakan Base Erosion and Profit Shifting (BEPS) dan rencana pertukaran informasi secara otomatis di bidang perpajakan (Automatic Exchange of Information/AEOI).

Dia ingin agar negara berkategori early adopters dapat melaksanaka AEOI sesuai dengan batas waktu yang ditentukan yakni 2017. Hal ini dimaksudikan agar pada 2018, program tersebut dapat terlaksana secara penuh. Menkeu juga mendesak, agar pemerintah negara lain ikut bekerja sama untuk menghentikan rekayasa keuangan oleh institusi-institusi di pusat-pusat keuangan dunia. Selain itu, dia meminta agar negara dunia menghindari kebijakan perang tarif pajak, agar tidak menimbulkan kerugian bagi negara lainnya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : News Editor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper