Bisnis.com, JAKARTA- Bloomberg Dollar Index mengemukakan pada Jumat (26/2/2016) rupiah dibuka menguat 19 poin atau 0,14% ke Rp13.394/US$. Rupiah menguat 0,23% pada penutupan perdagangan pasar spot.
Pada pk. 08.05 WIB, rupiah menguat 30 poin atau 0,22% ke Rp13.283.
Bloomberg Dollar Index mengemukakan pada Kamis (25/2/2016) rupiah ditutup melemah 1 poin atau 0,01% ke Rp13.413/US$.
Relinya harga minyak yang menggairahkan pasar berpeluang mendorong penguatan rupiah pada perdagangan hari ini.
Rupiah menguat 0,23% atau 31 poin ke Rp13.382 per dolar AS di penutupan perdagangan pasar spot.
Bagaimana pergerakan rupiah hari ini? Ikuti lajunya secara live hingga penutupan.
Indeks dolar Amerika Serikat masih melanjutkan penguatannya di awal pekan, meski masih tipis.
Indeks dolar AS pada pk. 05.58 WIB hari ini, Senin (29/2/2016) menguat 0,04% ke 98,192.
Pada akhir pekan (26/2/20160, indeks dolar naik 0,89% ke 98,148.
Penurunan harga minyak dan bursa saham global,serta perlambatan ekonomi Cina telah mendorong kembali harapan untuk kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS (Federal Reserve).
Kenaikan indeks dolar juga ditopang data ekonomi AS yang membaik, sehingga meningkatkan peluang kenaikan suku bunga AS tahun ini.
Sementara itu pertemuan akhir pekan para pembuat kebijakan G20, berakhir dengan tidak adanya tindakan terkoordinasi baru untuk memacu pertumbuhan global.
"Harapan untuk setiap komitmen substantif dari G20 yang cukup rendah sehingga kita tidak mengharapkan tanggapan pasar yang signifikan awal pekan ini," kata Ray Attrill, Kepala Strategi FX National Australia Bank seperti dikutip Reuters, Senin (29/2/2016).
Pasar uang juga menunggu agenda Bank Sentral Australia bertemu pada Selasa, dan diharapkan mempertahankan suku bunganya.
Rupiah menguat 0,23% atau 31 poin ke Rp13.382 per dolar AS di penutupan perdagangan pasar spot.
Rupiah masih stabil di awal perdagangan sesi II bursa saham, menguat 19 poin atau 0,14% ke Ro13.394 per dolar AS pada pukul 14.06 WIB.
Indeks dolar melanjutkan pelemahan, terdepresiasi 0,07% ke level 97,221 pada pukul 14.03 WIB.
Rupiah bergerak menguat 21 poin atau 0,16% ke Rp13.392 per dolar AS pada pukul 11.55 WIB.
Mata uang di Asia Tenggara mayoritas menguat, hanya baht Thailand yang melemah (-0,03%).
Lainnya meguat, yaitu dolar Singapura (+0,18%), peso (+0,12%), ringgit Malaysia (+0,37%), rupiah menguat 30 poin atau 0,22% ke Rp13.383/US$.
Rupiah menguat 15 poin atau 0,11% ke Rp13.398 per dolar AS setelah bursa saham dibuka.
Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Jumat (26/2/2016) menguat.
“Rupiah hari ini berpeluang mengembalikan sentimen penguatannya,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Jumat (26/2/2016).
Dikemukakan harga minyak yang naik dalam dua hari terakhir, juga berkontribusi terhadap rupiah yang stabil. Walaupun di sisi lain ketidakpastian dari intervensi pemerintah di sektor perbankan belum sepenuhnya hilang.
Minyak Brent menyentuh US$35/barel, dan indeks dolar terkoreksi. Harga minyak kembali naik tajam setelah komentar pejabat Venezuela mengenai kemungkinan kebijakan stabilisasi harga pada pertemuan OPEC di Maret 2016.
Di sisi lain, ujarnya, indeks dolar melemah tipis menyusul naiknya jobless claims. Setelah sebelumnya kurs di Asia, mayoritas melemah terhadap dolar hingga penutupan Kamis sore.
“Malam nanti ditunggu angka revisi PDB AS kuartal IV/2015 yang diperkirakan tetap lebih rendah, dari 0,7% YoY menjadi 0,4% YoY,” kata Rangga.
Sementara itu di pasar SUN tekanan jual mulai berkurang terlihat dari imbal hasil SUN yang mulai turun walaupun hanya tipis.
Data pertumbuhan tahunan uang beredar (M1&M2) Januari 2016 ditunggu hari ini. Data tersebut penting mengingat korelasinya yang kuat dan positif baik terhadap pertumbuhan kredit maupun pertumbuhan PDB.
Bloomberg Dollar Index mengemukakan pada Jumat (26/2/2016) rupiah dibuka menguat 19 poin atau 0,14% ke Rp13.394/US$.
Pada pk. 08.05 WIB, rupiah menguat 30 poin atau 0,22% ke Rp13.283.
Harga minyak mentah pagi ini, Jumat (26/2/2016) kembali bergerak di zona positif, setelah dua hari perdagangan sebelumnya bergerak reli.
Patokan AS, minyak West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange untuk kontrak April 2016 pk. 06.38 WIB menguat 0,15% ke US$33,12 per barel.
Kemarin, WTI ditutup menguat 2,86% ke US$33,07/barel. Brent naik 2,56% ke US$35,29/US$.
Harga minyak reli setelah Venezuela meningkatkan harapan pasar akan adanya pembatasan produksi yang bisa mengatasi kelebihan pasokan global.
Menteri Perminyakan Venezuela Eulogio Del Pino, mengatakan negaranya sedang mempersiapkan pertemuan pada Maret dengan sejumlah produsen lainnya untuk membahas cara menstabilkan pasar.
Rusia dan anggota OPEC Arab Saudi, Venezuela dan Qatar minggu lalu mengumumkan kesepakatan awal untuk membekukan produksi pada Januari, asalkan produsen utama lainnya mengikuti.
Spekulasi pembekuan produksi potensial menyedot perhatian pasar, dengan harapan tinggi kesepakatan itu bisa terjadi.
"Pasar terus maju-mundur," kata Gene McGillian dari Tradition Energy seperti dikutip Antara, Jumat (26/2/2016).
Data ekonomi AS yang positif pada Kamis membantu mendukung peningkatan prospek untuk ekonomi konsumen minyak mentah terbesar di dunia itu. Pesanan barang tahan lama AS melonjak 4,9 persen pada Januari, setelah dua bulan menurun. Sementara itu klaim awal pengangguran terus menunjukkan pasar pekerjaan sedang mengetat.