Bisnis.com, JAKARTA—Emiten produsen komponen otomotif PT Astra Otoparts Tbk., menagetkan pertumbuhan pendapatan di kisaran 7% hingga 8% dari tahun lalu.
Emiten berkode saham AUTO tersebut memang belum secara resmi merilis laporan keuangan 2015 secara full year. Namun, sebagai gambaran, menilik laporan keuangan AUTO, pendapatan bersih pada Januari-September 2015 hanya Rp8,7 triliun.
Jumlah itu menurun dari periode yang sama tahun sebelumnya mencapai Rp9,2 triliun. Begitu pula laba perseoran hanya Rp179 miliar pada Sembilan bulan di tahun lalu, sedangkan kurun waktu yang sama pada 2014 Rp641 miliar.
Menurut Yusak Kristian, Direktur Astra Otoparts, pertumbuhan yang disasar hanya single digit karena pasar komponen khususnya untuk original equipment manufacturer (OEM) yang membidik produksi otomotif baru dari pabrikan masih dibayangi pelambatan ekonomi.
Tahun lalu, kontribusi komponen yang dipasarkan untuk OEM sekitar 55% dan sisanya after market. Tahun ini, rencananya perseroan akan memperbesar kontribusi pasar after market menjadi 50%. Oleh karena itu, khusus untuk pasar purna jual, Yusak menyebut pihaknya tak ragu menargetkan pertumbuhan pendapatan bersih double digit.
“Kami optimis di after market double digit growth sekitar 10%. Tapi kalau total revenue target tumbuh sekitar 7% sampai 8% karena OEM pasarnya masih lihat kondisi ekonomi,” katanya, Selasa (23/2/2016).
Meski demikian, di laporan keuangan AUTO tidak dicantumkan kontribusi pasti dari after market atau pasar OEM.
Optimisme AUTO mencatatkan pertumbuhan pun tak terlepas dari produk terbaru perseroan yaitu ban sepeda motor dengan brand Aspira Primo. Di tahun-tahun sebelumnya, untuk produk ban AUTO berkontribusi di bawah 25% dari total revenue yang diperoleh melalui pasar after market.
Dengan kehadiran produk ban tersebut, Yusak menyebut kontribusi penjualan tire terhadap pendapatan bersih dari after market bisa mencapai kisaran 25% hingga 30%. Dalam memproduksi ban tersebut, AUTO menggandeng perusahaan terkemuka asal Italia, Pirelli.
Keduanya mengikat kerjasama melalui kehadiran PT Evoluzione Tyres dengan kepemilikan saham 40% bagi AUTO dan sisanya Pirelli. Tahun ini pabrik yang dimiliki PT Evoluzione Tyres di Subang, Jawa Barat, diproyeksikan dapat membuat 1,5 juta unit ban.
Sedangkan kapasitas penuh pabrik tersebut mencapai 7 juta unit dan diperkirakan akan mencapai angka produksi maksimal pada 2018. Disinggung belanja modal tahun ini, AUTO menganggarkan Rp1,5 triliun. Jumlah itu pun lebih rendah dari anggaran tahun sebelumnya yang mencapai Rp3 triliun.
Sebelumnya, anggaran belanja modal pada 2015 yang dipatok Rp3 triliun diperkirakan hanya terserap 80%. Sedangkan pada 2014, belanja modal AUTO menembus kisaran Rp4 triliun. Belanja modal yang turun tersebut merupakan buntut dari kelesuan pasar komponen otomotif dalam negeri.
“Tahun ini belanja modal untuk alat produksi bagi keperluan OEM karena banyak produk otomotif new model sehingga harus membuat komponen baru dengan alat produksi yang juga baru,” ujarnya.