Bisnis.com, JAKARTA - Penurunan harga komoditas membuat kinerja laba bersih PT Indo Tambangraya Megah Tbk. ambrol 68,5% menjadi US$63,1 juta dari sebelumnya US$200,97 juta.
Direktur Utama Indo Tambangraya Megah Pongsak Thongampai merilis data laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi pada PT Bursa Efek Indonesia, Kamis (18/2/2016).
Emiten berkode saham ITMG tersebut membukukan koreksi pendapatan 18,17% year-on-year menjadi US$1,58 miliar, setara dengan Rp21,45 triliun (kurs Rp13.500 per dolar AS), dari tahun lalu US$1,94 miliar.
Harga pokok penjualan terkoreksi 19,17% menjadi US$1,23 miliar dari sebelumnya US$1,53 miliar. Akhirnya, laba kotor juga merosot 14,35% menjadi US$350,23 juta dari sebelumnya US$408,92 juta.
Beban penjualan berhasil ditekan menjadi US$134,13 juta, turun 8% dari sebelumnya US$145,95 juta. Laba sebelum pajak yang diraup ITMG mencapai US$139,44 juta, melorot 46,94% dari sebelumnya US$262,88 juta.
Analis PT J.P. Morgan Securities Indonesia Lydia J. Toisuta merekomendasi untuk menjauhi saham ITMG lantaran katalis terbesar untuk saham pertambangan ini adalah kekuatan dan permintaan pasar domestik.
"Kami menilai ITMG akan tertinggal dibandingkan saham perusahaan tambang batu bara lainnya dalam pertumbuhan produksi," katanya dalam riset belum lama ini.
Dia mengatakan, pelaku pasar menunggu adanya ekspansi cadangan ITMG. Pasalnya, umur tambang ITMG hanya 9 tahun. Pelaku pasar disarankan untuk menjual saham ITMG pada level tertinggi ketika mengumumkan pembagian dividen.
Dari Bloomberg, dilaporkan, ITMG memproyeksi volume produksi perseroan bakal melorot 10% mencapai 27 juta ton, sama dengan produksi pada 2012.
Kinerja saham ITMG pada perdagangan kemarin melonjak 8,02% sebesar 390 poin ke level Rp5.250 per lembar. Kapitalisasi pasar saham ITMG mencapai Rp5,93 triliun dengan return year-to-date minus 8,3%.