Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KURS RUPIAH 17 FEBRUARI: Spot Ditutup Melemah 112 Poin, Pasar Uang Tunggu Notulensi FOMC Kamis Dini Hari

Bloomberg Dollar Index mengemukakan saat dibuka hari ini, Rabu (17/2/2016) rupiah melemah 60 poin atau 0,45% ke Rp13.455/US$. Bagaimana pergerakan rupiah selanjutnya? Ikuti lajunya secara live
Rupiah/Bisnis-Rahmatullah
Rupiah/Bisnis-Rahmatullah
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA— Bloomberg Dollar Index mengemukakan saat dibuka hari ini, Rabu (17/2/2016) rupiah melemah 60 poin atau 0,45% ke Rp13.455/US$.

Rupiah kemudian bergerak melemah 65 poin atau 0,49% ke 13.460, dan bergerak di kisaran 13.455-13.460.

Bloomberg Dollar Index mengemukakan pada Selasa (16/2/2016) rupiah ditutup melemah 16 poin atau 0,12% ke Rp13.395/US$.

Di tengah sentimen sejumlah data ekonomi yang menjanjikan dari dalam negeri, serta kebijakan di sejumlah negara untuk menstabilkan kondisi moneternya, rupiah masih mampu bertahan di kisaran level terendahnya dalam enam bulan perdagangan.

Pada hari ini Bank Indonesia mulai menggelar rapat dewan gubernur dua harinya (17-18 Februari 2016), tentunya pasar uang dalam negeri memonitor arah besaran BI Rate yang akan diputuskan.

Bagaimana pergerakan rupiah selanjutnya? Ikuti lajunya secara live hingga penutupan.

 

16:06 WIB
Pukul 15.59 WIB: Rupiah Ditutup Terdepresiasi 112 Poin ke Rp13.507 per Dolar AS

Rupiah terus terseret turun hingga 112 poin atau 0,84% ke Rp13.507 per dolar Amerika Serikat.

14:20 WIB
Pk. 14.09 WIB: Rupiah Melemah, Pasar Tunggu Notulensi FOMC Kamis Dini Hari

Rupiah melemah 78 poin atau 0,58% ke Rp13.473 per dolar AS.

Samuel Sekuritas Indonesia mengemukakan sejumlah data ekonomi ditunggu hingga akhir pekan ini.

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya mengatakan data yang ditunggu hingga akhir pekan ini adalah:

  • Notulensi FOMC meeting dirilis Kamis dini hari, tendensi dovish the Fed diperkirakan tercermin dari laporan. Pandangan para anggota FOMC terhadap prospek Fed Fund Rate (FFR) target di 2016 penting ditunggu.
  • Inflasi Tiongkok Januari 2016 ditunggu Kamis pagi diperkirakan naik ke 1,9% YoY.
  • BI Rate diumumkan Kamis sore diperkirakan dipangkas 25bps ke 7,00%. Giro wajib minimum (GWM) juga diperkirakan kembali dipangkas oleh Bank Indonesia.
  • Inflasi AS Januari 2016 diumumkan Jumat malam diperkirakan naik ke 1,3% YoY dari 0,7% YoY. Inflasi inti diperkirakan bertahan di 2,1% YoY.
13:11 WIB
Pk. 12.51 WIB: Rupiah Melemah 91 Poin ke 13.486

Rupiah melemah 91 poin atau 0,68% ke Rp13.486

11:07 WIB
Sentimen Ini Pengaruhi Gerak Kurs

Samuel Sekuritas Indonesia kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Rabu (17/2/2016) berpotensi menguat.

“Rupiah berpotensi menguat hari ini,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (17/2/2016).

Dikemukakan harapan pemangkasan BI Rate serta GWM (giro wajib minimum) pada rapat dewan gubernur Bank Indonesia yang dimulai hari ini hingga besok, semakin membesar.

“Harapan pemangkasan yang lebih agresif sebanyak 50 bps mulai muncul di pasar,” kata Rangga.

Pemangkasan BI Rate, ujarnya, akan memperbaiki prospek pertumbuhan. Sehingga seharusnya akan mendorong penguatan rupiah lebih lanjut lagi.

Sementara itu harga minyak justru turun hampir 4% hingga pagi ini, setelah tercapai kesepakatan bahwa Arab Saudi dan Rusia akan menahan produksi di level saat ini.

Walaupun di satu sisi ini menandakan peluang kenaikan produksi yang minim tetapi ini juga berarti pemangkasan produksi, yang saat ini justru jauh melebihi permintaan global yang mulai melambat.

Delegasi OPEC akan memulai pembicaraan dengan Iran pada hari ini untuk isu yang sama.

Sementara itu indeks dolar melanjutkan penguatannya seiring dengan membaiknya empire manufacturing AS. Diikuti oleh kenaikan tajam S&P 500 hingga dini hari tadi.

“Fokus investor global akan beralih ke rilis notulensi FOMC meeting pada Kamis dini hari,” kata Rangga.

Rupiah ditutup melemah pada Selasa sore setelah menguat pada pembukaan. Harga minyak yang masih turun dan indeks dolar yang mendapatkan momentum penguatannya, kembali meminta pelemahan rupiah.

Akan tetapi terlihat faktor positif domestik yang masih menjaga sentimen rupiah kuat. Hingga kemarin sore pelemahan rupiah adalah yang paling minim dibandingkan kurs lain di Asia terhadap dolar,” kata Rangga.

11:01 WIB
Pk. 10.52 WIB: Pelemahan Rupiah Saat Tiga Sentimen di Depan Mata

Rupiah melemah 79 poin atau 0,59% ke Rp13.474 per dolar AS.

“Rupiah bergerak melemah. Penguatan indeks dolar akibat membaiknya data empire manufacturing memberikan tekanan kepada rupiah. Hari ini para pelaku pasar dan investor diperkirakan akan menunggu keputusan BI Rate serta menanti notulensi FOMC meeting,” kata Maximilianus Nico Demus. L, Head of Fixed Income Division PT IndomitraSecurities dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (17/2/2016).

 

10:27 WIB
Pk. 10.09 WIB: Dolar tekan Uang Asean, Ringgit Terlemah dan Rupiah Posisi Dua

Mata uang di Asia Tenggara mayoritas melemah, hanya dolar Singapura yang mampu menguat dan itu pun hanya tipis (+0,01%).

Mata uang lainnya melemah, yaitu ringgit Malaysia (-1,26%), baht Thailand (-0,02%), peso Filipina (-0,34%), dan rupiah melemah 0,60% atau 81 poin ke Rp13.476 per dolar AS.

09:09 WIB
Pukul 08.55 WIB: Rupiah Melemah 108 Poin ke 13.503

Rupiah masih tertekan saat perdagangan di bursa saham dibuka, melemah 108 poin atau 0,81% ke Rp13.503 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar stagnan di levvel 96,869 pada pk. 08.52 WIB.

08:12 WIB
Pk. 08.00 WIB: Rupiah Dibuka Melemah 60 Poin ke 13.455

Bloomberg Dollar Index mengemukakan saat dibuka hari ini, Rabu (17/2/2016) rupiah melemah 60 poin atau 0,45% ke Rp13.455/US$.

Rupiah kemudian bergerak melemah 65 poin atau 0,49% ke 13.460, dan bergerak di kisaran 13.455-13.460.

 

07:02 WIB
Penutupan Selasa, Indeks Dolar Melejit

Indeks dolar Amerika Serikat mampu melejit ke atas level 96 pada penutupan perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB.

Indeks dolar AS menguat 0,97% ke 96,868 pada penutupan perdagangan Selasa.

Indeks dolar melesat meninggalkan level 95 yang sudah ditempati dalam empat hari perdagangan sebelumnya, setelah minyak kembali goyah akibat gagalnya kesepakatan antara Arab Saudi dan Rusia terkait produksi minyak.

Harga minyak WTI pada penutupan perdagangan Selasa anjlok 1,36% ke US$29,04.

Kekhawatiran melubernya minyak mentah di tingkat global, kembali muncul.

"Tidak ada pemangkasan produksi yang disepakati oleh Rusia dan Arab Saudi," kata Sharon Zollner, Ekonom Senior ANZ Bank New Zealand Ltd seperti dikutip Bloomberg, Rabu (17/2/2016).

Volatilitas minyak telah memicu ketidakpastian di seluruh pasar global.

Sementara itu data ekonomi AS yang dirilis kemarin malam adalah indeks keyakinan sektor konstruksi yang merosot ke level terendah 9 bulan dan perlambatan penurunan kinerja manufaktur di area New York.

Pekan ini, pasar masih menunggu rilis indeks harga konsumen dan produsen, dan notula rapat The Fed dan serta data pembangunan rumah baru.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper