Bisnis.com, JAKARTA - kalangan analis memprediksi penjualan properti tahun ini akan mengalami peningkatn di kisaran 5%--10% jika suku bunga acuan Bank Indonesia turun 50 basis poin (bps).
Analis PT MNC Securities, Gilang Anindito mengatakan penurunan bunga kredit akan berdampak langsung terhadap penjualan properti karena pangsa pembelian properti melalui kredit perbankan mencapai 76%.
"Tahun ini kami memprediksi BI Rate tuurn 50 bps sehingga pertumbuhan properti 5%--10%," ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (15/2/2016).
Sebagaimana diketahui, pada 14 Januari 2016 lalu, BI menurunan tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 7,25%. Gilang memprediksi, dalam rapat dewan gubernur (RDG) pada 17--18 Februari 2016 BI akan kembali menurunkan BI Rate sebesar 25 bps.
Gilang menjelaskan, segmen properti dengan harga di bawah Rp1 miliar akan mengalami peningkatan yang paling signifikan jika bunga kredit turun. Pasalnya, segmen ini merupakan pangsa pasar yang gemuk dengan tingkat permintaan yang tinggi.
Di sisi lain, MNC Securities meragukan langkah pemerintah mendorong penurunan bunga kredit komersial, termasuk kredit properti menjadi 7%--7,5%.
Gilang menilai, intervensi pemerintah dalam bentuk bantuan subsidi hanya akan mempengaruhi segmen pasar khusus, yakni segmen masyarakat berpenghasilan rendah yang saat ini memang sudah disubsidi melalui skim fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP).
Sebelumnya, pada pekan lalu Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan suku bunga kredit di Indonesia terbilang mahal dibandingkan negara di Asean. Dia menegaskan, pemerintah akan melakukan berbagai upaya agar bunga kredit komersial turun menjadi 7%--7,5% di akhir 2016.