Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

7 Konglomerat Indonesia Investasi Triliunan Rupiah di Bisnis e-Commerce

Ilustrasi. Melek teknologi. /Themetrader
Ilustrasi. Melek teknologi. /Themetrader

Bisnis e-Commerce Masih Rugi, Mengapa Konglomerat Tertarik?

Ketua Umum Asosiasi e-Commerce Indonesia (idEA) Daniel Tumiwa mengatakan masuknya konglomerat Tanah Air ke dalam bisnis e-commerce bukanlah faktor ketidaksengajaan. Taipan itu telah mempelajari lebih dalam selama 3-4 tahun terakhir.

"Berbicara bisnis di internet tidak bisa secara hitungan matematika. Yang dibidik oleh konglomerat itu nilai perusahaan pasti akan besar. Bagi taipan yang baru masuk, agak terlambat," katanya kepada Bisnis.com, Minggu (14/2/2016).

Menurutnya, investasi besar-besaran yang digelontorkan oleh para taipan itu tidak akan kembali modal dalam waktu kurang dari 10 tahun. Dia mencontohkan perusahaan sekelas Twitter dan Facebook saja tidak memiliki pemasukan dan keuntungan, tetapi nilainya fantastis.

Para taipan, sambungnya, memiliki sifat bisnis industrialis. Namun, anak dan cucu mereka yang telah melek teknologi diperkirakan mendorong raksasa konglomerasi untuk melirik sektor e-commerce.

Bisnis e-commerce, katanya, memang belum memiliki pengertian khusus di Indonesia. Sehingga, potensi bisnis ini juga masih perkiraan yang belum final.

Misalnya saja, Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat pasar e-commerce di Indonesia masing-masing pada 2013 senilai US$8 miliar, 2014 senilai US$12 miliar. Sedangkan, target pada 2015, dan 2016, masing-masing US$18 miliar, dan US$25 miliar.

Bahkan, pemerintah menargetkan transaksi perdagangan elektronik di bisnis e-commerce sebesar US$130 miliar pada 2020. Teranyar, pemerintah memperbesar porsi investasi asing di bisnis e-commerce dari 65% menjadi 67%.

"Transaksi ritel tahun lalu sedikit terkoreksi. Konsumen mulai shifting ke transaksi online," tuturnya.

Keuntungan yang diincar para taipan, ucapnya, tidaklah dari laba perusahaan e-commerce. Amazone misalnya, selama 12 tahun beroperasi selalu mendulang rugi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper